"Turnamen ini sekaligus ajang uji coba kami dalam program latihan musim dingin. Mendapatkan 10 medali emas merupakan awal yang bagus bagi kami, tapi kami harus realistis bahwa kami masih melakukan banyak kesalahan pada awal-awal lomba. Ini merupakan putaran pertama Seri Kejuaraan Dunia. Saya yakin putaran berikutnya akan lebih sulit bagi kami," kata Manajer Tim Loncat Indah China, Zhou Jihong, sebagaimana dikutip media resmi China, Senin.
Zhang Jiaqi, Minggu (11/3), berhasil mendapatkan medali emas setelah meraih total poin 439,10 dari nomor 10 meter papan putri sekaligus memupuskan ambisi Ren Qiang (432,3), rival senegaranya peraih emas dari ajang Olimpide 2016 di Rio de Janeiro.
Bagi Jiaqi medali emas itu merupakan yang kedua setelah emas pertama diraihnya dari nomor 10 meter papan sinkronisasi putri berpasangan dengan Zhang Minjie, Jumat (9/3).
"Ini perolehan tertinggi selama karier saya. Saya berupaya konsentrasi penuh di setiap loncatan selama perlombaan," kata atlet putri berusia 14 tahun itu.
Dikenal luas sebagai bintang loncat indah masa depan China, bakat Jiaqi sudah terlihat sejak Pekan Olahraga Nasional setempat pada tahun lalu ketika meraih dua medali emas dari nomor tunggal dan sinkronisasi papan 10 meter putri.
Baginya Seri Kejuaraan Dunia FINA yang putaran pertamanya digelar di Beijing itu merupakan debut internasionalnya dan berhasil menduduki prestasi puncak.
"Tentu saja sekarang saya sangat senang, tapi saya harus tetap rendah hati. Perjalanan masih sangat panjang," katanya seperti dituturkan kepada China Daily.
Sementara itu, peraih medali emas Olimpiade Rio, Chen Aisen, gagal mengulang sukses di Beijing. Perolehan poin 529,05 di nomor papan 10 meter putra terpaut tipis 10,5 dari rekan satu timnya, Yang Jian, sehingga Aisen harus puas dengan medali perak.
"Penampilan tidak sedang dalam kondisi yang bagus sehingga hasilnya tidak terlalu buruk bagi saya. Saya harus berlatih lebih keras lagi agar kembali meraih yang terbaik," ujarnya.
Bagi Yang Jian, emas yang diraihnya itu merupakan yang pertama di ajang internasional sejak 2014. Sebagai pemegang rekor dunia dengan catatan nilai 616,50 di nomor papan 10 meter putra, atlet berusia 24 tahun itu mengaku mendapatkan sedikit keberuntungan untuk meraih emas.
"Saya beruntung. Semua atlet tidak dalam kondisi terbaiknya. Saya hanya salah satu dari mereka yang melakukan sedikit kesalahan," katanya.
Tuan rumah juga mendapatkan medali emas dari nomor papan 10 meter sinkronisasi campuran melalui Lin Shan yang berpasangan dengan Lian Junjie dengan perolehan angka 349,56.
Medali perak dan perunggu di nomor sinkronisasi campuran putra-putri, masing-masing direbut oleh Hyon Il Myong-Kim Mi Hwa dari Korea Utara dan Matthew Lee-Louis Toulson dari Inggris.
Saat turnamen tersebut digelar, suhu udara di Beijing rata-rata berkisar antara 5 hingga -3 derajat Celcius.
Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018