Lampung Timur (ANTARA News) - Harimau sumatera di hutan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) Kabupaten Lampung Timur terancam punah seperti beberapa satwa liar spesies langka lainnya yaitu gajah sumatera dan rusa, karena kerap menjadi incaran para pemburu liar untuk diambil bagian tubuhnya.
"Harimau sumatera di hutan TNWK juga terancam diburu, sama seperti satwa gajah dan rusa beserta satwa-satwa langka lainnya, namun khusus harimau sulit dideteksi karena jika diburu semua bagian tubuhnya diambil. Berbeda dengan gajah jika diburu meninggalkan bekas seperti tulang dan bagian tubuh lainnya," kata Koordinator Project Manager Yayasan Penyelamat dan Konservasi Harimau Sumatera (PKHS) Wilayah Lampung dan Riau, Sumianto, saat dihubungi di Lampung Timur, Minggu.
Upaya yang dilakukan Yayasan PKHS untuk melindungi harimau Sumatera dari ancaman para pemburu liar sehingga tidak mengalami kepunahan adalah monitoring penyelamatan dan perlindungan populasi harimau pada habitat aslinya dan mengkampanyekan kesadaran masyarakat akan pentingnya konservasi harimau sumatera.
Dia menyebutkan di dalam kawasan hutan TNWK Lampung diperkirakan hidup antara 12 sampai 27 ekor spesies harimau Sumatera (Penthera tigris sumatrae).
"Data tahun 2014 estimasi kami ada 12 sampai 27 ekor harimau sumatera di dalam hutan TNWK," katanya.
Ia menjelaskan jumlah populasi harimau sumatera itu diketahui dari kamera pengintai yang dipasang untuk memantau dan diketahui pula dari kamera pengintai jumlah harimau jantan lebih banyak daripada betina.
"Dari jumlah itu yang sering tertangkap `camera trap` lebih banyak jenis harimau jantan, perbandingannya tiga berbanding satu," ujar Sumianto lagi.
Menurut wikipedia Indonesia, harimau Sumatera (Panthera tigris sumatrae) adalah subspesies harimau yang habitat aslinya di Pulau Sumatera, merupakan satu dari enam subspesies harimau yang masih bertahan hidup hingga saat ini dan termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah (critically endangered) dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN.
Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di taman-taman nasional di Sumatera. Uji genetik mutakhir telah mengungkapkan tanda-tanda genetik yang unik, menandakan bahwa subspesies ini mungkin berkembang menjadi spesies terpisah, bila berhasil lestari.
Penghancuran habitat merupakan ancaman terbesar terhadap populasi saat ini. Pembalakan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi.
Tercatat 66 ekor harimau sumatera terbunuh antara tahun 1998 dan 2000.
Pewarta: Budisantoso Budiman dan Muklasin
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018