Siak (ANTARA News) - Sebanyak 16 ekor gajah sumatera (elephas maximus sumatranus) jinak menghuni pusat latihan gajah (PLG) Minas yang berlokasi pada salah satu bagian areal Taman Hutan Raya, Kabupaten Siak, Provinsi Riau.
"Di sini ada 16 ekor gajah jinak terdiri dari 11 jantan dan lima betina," kata staf PLG Minas, Khairul Amri di Siak, Ahad.
Pria berusia 44 tahun yang juga menjadi mahot atau pelatih gajah sejak 1997 silam tersebut merincikan, lima gajah betina itu masing-masing bernama Indah, Vera, Sela, Nia dan Dayang.
Sementara, 11 gajah jantan terdiri dari Seng Arun, Bankin, Jopi, Bangsong, Doni, Giam, Reno, Budi, Pato, Angga, dan Diego.
Seng Arun, kata dia, merupakan gajah tertua di pusat pelatihan gajah terbesar di Provinsi Riau tersebut. Gajah berbobot lebih dari 3,3 ton itu saat ini berusia sekitar 45 tahun.
Sementara, gajah yang paling muda adalah Diego, berusia delapan tahun. Gajah jantan yang memiliki nama mirip pemain sepak bola itu merupakan anak dari Vera, salah satu gajah betina dewasa di sana.
"Seluruh gajah di sini dijaga dan dirawat oleh 30 staf, baik mahot, medis dan lainnya," ujarnya.
Khairul menjelaskan seluruh gajah di PLG Minas telah memiliki kepandaian serta terlatih. Bahkan, beberapa ekor gajah tersebut tampak pamer keterampilan dengan bermain bola basket serta hula hoop kepada pewarta Antara hari ini.
Selain jinak dan memiliki keterampilan, Khairul juga mengatakan beberapa gajah yang berlokasi di PLG Minas tersebut sering diminta untuk menanggulangi konflik antara gajah liar dan manusia.
Konflik-konflik tersebut cukup sering terjadi dalam beberapa waktu terakhir, terutama di wilayah Kecamatan Mandau, Kabupaten Bengkalis dan Kota Pekanbaru. Ia mengatakan, dua ekor gajah andalan yang sering diturunkan saat terjadi konflik, diantaranya adalah Seng Arun dan Bangkin.
"Sering terjadi konflik. Kalau sudah ada gajah masuk pemukiman warga, maka kita yang akan diturunkan. Kita selalu siap untuk membantu menanggulangi konflik itu dengan mengajak Bankin atau Diego," ujarnya.
Pusat pelatihan gajah ini berlokasi di kawasan Tahura Sultan Syarif Hasyim, Kabupaten Siak. Tahura tersebut berada di bawah pengawasan langsung Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau.
Pewarta: Bayu Agustari Adha
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018