Banyuwangi (ANTARA News) - Kepala Pelabuhan Ketapang Banyuwangi, Zainudin, mengungkapkan gelombang air laut yang tinggi hingga lima meter sangat berbahaya bagi pelayaran, sehingga penyeberangan Ketapang-Gilimanuk ditutup. Namun bila cuaca sudah normal kembali, maka penyeberangan melintasi Selat Bali ini, segera dibuka untuk mengatasi kemacetan yang terjadi. Meski penutupan sewaktu-waktu bisa dilakukan kembali. "Kami mengutamakan keselamatan, sehingga keputusan melakukan buka tutup di penyeberangan Ketapang-Gilimanuk adalah cara terbaik," ujarnya di Banyuwangi, Sabtu. Zainudin menjelaskan, sesuai informasi dari BMG wilayah III Banyuwangi, Jawa Timur, gelombang tinggi mencapai lima meter diperkirakan masih akan terjadi hingga Minggu, 8 Juli. Ini terjadi, akibat angin kencang yang meningkat hingga dua kali lipat, yang semula hanya mencapai 5-25 kilometer per jam, sekarang menjadi 10 hingga 50 km per jam. Dengan demikian, lanjut dia, penundaan pelayaran segera dilakukan bila cuaca buruk, demi keselamatan penyeberangan yang menghubungkan Jawa dan Bali tersebut. Zainudin meminta masyarakat dan pengguna ferry memahami keputusan penundaan pelayaran, akibat sistem buka-tutup ini. (*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2007