Jakarta (ANTARA News) - Aktor Korea Selatan Jo Min Ki meninggal dunia dalam usia 52 tahun saat polisi masih menyelidiki tuduhan pelecehan seksual terhadapnya.
Sebelum meninggal, dia sempat menulis sebuah surat menanggapi tuduhan pelecehan seksual itu.
Semua adalah kesalahan dan kejahatanku. Aku terkejut dengan semua itu dan seiring berjalannya waktu, semakin sulit bagiku untuk menanggungnya. Aku menjadi pengecut yang menghindari dan menolak masalah ini.
Aku merasa malu dan bersalah. Selama 7 tahun terakhir, aku tidak punya pilihan selain menjadi profesor yang telah memulai jalan yang sulit dari seorang aktor.
Secara pribadi, aku mencoba melepaskan kekakuan itu. Aku ingin meminta maaf dari lubuk hatiku kepada dia yang merasa dipermalukan atau malu dalam situasi seperti itu.
Aku menyesal dan bersyukur bahwa setidaknya sekarang aku dapat bertobat tentang kesombongan dan kesalahanku.
Akhirnya, aku meminta maaf kepada Cheongju University dan para siswa departemen teater yang masih mengabdikan dirinya dengan tulus untuk seni ini.
Seorang reporter bernama Kang Il-hong mengungkapkan percakapan telepon terakhirnya dengan mendiang, 3 jam sebelum ia ditemukan tewas.
Il-hong juga menunjukkan bahwa Min-ki telah menelepon banyak rekannya untuk meminta maaf karena telah mengecewakan mereka.
Jo Min-ki ditemukan tewas pada hari Jumat (9/3) sekitar pukul 21.00 waktu Korea Selatan di ruang penyimpanan yang terletak di samping garasi parkir di bawah tanah apartemennya. Ia ditemukan oleh istrinya, yang kemudian memanggil polisi.
Sang aktor sempat tersangkut tuduhan pelecehan seksual. Hal ini terkuak setelah seorang mantan mahasiswa Universitas Cheongju buka suara pada sebuah komunitas online, 20 Februari lalu.
Sekitar dua puluh wanita lainnya memberikan kesaksian mereka kepada polisi yang mengatakan bahwa mereka mengalami pengalaman yang sama.
Sebelum meninggal, Min-ki sempat meminta maaf dan dijadwalkan menjalani interogasi pada 12 Maret mendatang di kantor polisi Chungbuk. Demikian seperti dilansir laman Ace Showbiz.
Penerjemah: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018