(EBT) selama 2017 mengindikasikan masa depan sektor EBT di Indonesia semakin cerah. Hal ini disampaikan Rida di sela-sela acara Seminar Mendongkrak Rasio Elektrifikasi di Jakarta, Selasa (6/3).
"Belum pernah terjadi sebanyak ini dalam sejarah EBT di Indonesia. Oleh karena itu, saya optimistis EBT dapat menjadi solusi
elektrifikasi bagi saudara-saudara kita di seluruh Indonesia," ujar Rida.
Dalam empat tahun terakhir, total terdapat 121 kontrak EBT telah ditandatangani atau rampung. Tahun 2017 menjadi tahun dimana kontrak EBT paling banyak ditandatangani, diikuti oleh tahun 2014 sebanyak 23 kontrak dan 2015 dan 2016 dengan jumlah kontrak yang sama yakni 14 kontrak.
Dengan kapasitas gabungan mencapai 1.214,2 MW, ke-70 kontrak tersebut
tersebar pada lima subsektor EBT yakni: air (754 MW); minihidro (286,8 MW); panas bumi (86 MW); surya (45 MW); biomassa (32,5 MW); dan biogas (9,8 MW). Dari total 70 kontrak, dua diantaranya telah masuk tahap Commercial Operation Date (COD) dan 16 diantaranya sudah masuk tahap konstruksi.
"Seluruhnya harus rampung paling lambat pada 2022. Hal ini juga untuk mengejar target bauran energi 23 persen pada 2025," lanjut Rida.
Pewarta: -
Editor: Copywriter
Copyright © ANTARA 2018