Damaskus, Suriah (ANTARA News) - Gerilyawan bersenjata menembaki koridor kemanusiaan kedua yang dibuat pada Kamis (8/3), untuk mencegah warga sipil meninggalkan daerah yang dikuasai gerilyawan di Ghouta Timur, pinggir Ibu Kota Suriah, Damaskus, kata Media perang.
Sayap media militer Suriah tersebut mengatakan gerilyawan menembaki koridor di antara Kota Kecil Mlaiha dan Daerah Jisreen, yang dikuasai gerilyawan, di Ghouta Timur.
Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia --yang dikutip media setempat-- mengatakan tiga mobil terbakar ketika gerilawan menembaki rombongan yang membawa 300 orang ke arah koridor kemanusiaan di Mlaiha.
Serangan tersebut jelas telah menghalangi warga sipil pergi, sebab tak seorang pun melewati koridor kemanusiaan itu pada Kamis.
Baca juga: Serangan udara terbaru di Ghouta tewaskan 14 orang
Pemerintah Suriah pada Kamis mempersiapkan koridor kemanusiaan kedua, setelah 10 hari upaya yang gagal untuk menerima warga sipil dari perlintasan yang pertama dirancang di Daerah Wafidin di Damaskus.
Pengungsian warga sipil dari daerah yang dikuasai gerilyawan di Ghouta Timur adalah bagian dasar dari jeda kemanusiaan setiap hari yang didudukung rusia, kata Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat pagi. Sejauh ini, hanya sedikit warga sipil telah diungsikan dari Ghouta Timur.
Pemerintah Suriah menuduh gerilyawan menghalangi warga sipil untuk pergi.
Militer Suriah telah merebut 52 persen wilayah Ghouta Timur dalam beberapa hari belakangan, sebagai bagian dari serangan besar yang dilancarkan untuk mengusir gerilyawan dari daerah itu.
Baca juga: PBB kecam bombardemen Ghouta
Berbagai lembaga kemanusiaan PBB telah menyuarakan kekhawatiran mengenai situasi kemanusiaan yang memburuk di Ghouta Timur, tempat para pegiat mengatakan lebih dari 800 orang telah tewas sejak akhir bulan lalu akibat pemboman yang meningkat dan pertempuran antara prajurit pemerintah dan gerilyawan.
Baca juga: Konvoi bantuan sudah bisa masuk Ghouta Timur
Pewarta: Chaidar Abdullah
Editor: Monalisa
Copyright © ANTARA 2018