Cirebon (ANTARA News) - Konsorsium Pesantren Indonesia (KPI) mendukung pasangan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi (Dua DM) menjadi pemimpin di Jawa Barat, dan diharapkan bisa menciptakan pembangunan dengan mengutamakan nilai-nilai keagamaan.
"KPI memberikan amanah kepada pasangan Deddy-Dedi, agar menciptakan pembangunan Jawa Barat dengan mengutamakan nilai keagamaan," kata Penasehat Pesantren Nahdatul Umah, KH Fariz Alhaq Fuad Hasyim saat deklarasi dukungan KPI di Cirebon, Kamis.
"Bapak Deddy Mizwar dan bapak Dedi Mulyadi, siap memenangkan sebagai gubernur dan wakil gubernur Jawa Barat dengan cara yang santun dan bijaksana," lanjut Fariz.
Dukungan KPI tersebut lahir saat Cagub Deddy Mizwar menyambangi Pesantren Nahdatul Umah Buntet RT 04/11 Desa Mertapada Kulon Kecamatan Astanajapura Kabupaten Cirebon.
Deddy disambut para kiai yang mewakili 275 pondok pesantren se-Cirebon sekaligus berdialog dengan masyarakat sekitar dalam Dialog Kebangsaan `Menjalin Kebersamaan dalam Bingkai Kebhinekaan`.
Sementara itu, Pembina KPI, KH Buya Syakur Yasin mengatakan kepercayaan para ulama di wilayah Pantura diberikan kepada pasangan ini, karena figur Deddy Mizwar merupakan sosok budayawan yang menitik tumpukan pada cara humanis dalam menuntaskan segala persoalan.
Bahkan, lanjut Buya, latar belakang sebagai Wakil Gubernur mendampingi Ahmad Heryawan, Deddy Mizwar layak melanjutkan kursi pemerintahan di Jawa Barat.
"Kami siap mengawal Deddy Mizwar dengan para ulama. Ulama-ulama ini doanya manjur, mudah-mudahan kalau terpilih, mohon prioritaskan pesantren-pesantren. Saya ingin beliau sukses," katanya.
Deddy Mizwar mengaku sangat berterima kasih dengan deklarasi tersebut, karena menurutnya tak hanya dukungan, namun KPI direncanakan akan terjun ke lapangan.
Dengan bertambah dukungan itu, Deddy berharap masyarakat kawasan pesantren, para ulama untuk menggunakan hak suaranya agar ada perubahan di Jawa Barat untuk lima tahun ke depan.
"Alhamdulilah, rezeki anak shaleh, silaturahim buka pintu rezeki, ini yang namanya rezeki anak sholeh," ujarnya.
Pewarta: Khaerul Izan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018