Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis sore, bergerak melemah sebesar 42 poin menjadi Rp13.787 dibanding posisi sebelumnya Rp13.745 per dolar AS.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Kamis, mengatakan bahwa mata uang dolar AS memperpanjang penguatannya seiring dengan laporan tenaga kerja versi ADP (Automatic Data Processing).

Ia mengemukakan bahwa laporan ketenagakerjaan ADP terbaru menunjukkan pengusaha sektor swasta AS menambahkan 235 ribu pekerjaan baru selama bulan Februari, lebih baik dari perkiraan.

"Dengan demikian telah terjadi penambahan pekerjaan lebih dari 200 ribu untuk bulan kelima berturut-turut," paparnya.

Di sisi lain, lanjut dia, sedikit meredanya kekhawatiran terhadap perang dagang juga membuat dolar AS mengalami apresiasi. Presiden Donald Trump akan meresmikan rincian usulan tarif impornya, dan ada potensi pengecualian untuk beberapa negara berdasarkan keamanan nasional.

Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Ahmad Mikail mengatakan bahwa semakin redanya ketegangan di semenanjung Korea dapat memberikan sentimen positif terhadap mata uang negara-negara di kawasan Asia, termasuk rupiah ke depannya.

Ia menambahkan data cadangan devisa Indonesia yang menurun juga dapat memberikan sinyal positif bahwa Bank Indonesia akan tetap menjaga nilai tukar sesuai dengan fundamentalnya.

Bank Indonesia mencatat, posisi cadangan devisa Indonesia akhir Februari 2018 sebesar 128,06 miliar dolar AS, masih cukup tinggi meskipun lebih rendah dibandingkan dengan posisi akhir Januari 2018 yang sebesar 131,98 miliar dolar AS.

Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Kamis (8/3) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.774 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.763 per dolar AS.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018