Jakarta (ANTARA News) - Baru-baru ini, RedDrop, sejenis malware Android baru, berhasil melakukan serangkaian aksi berbahaya, seperti merekam audio dan mengunggah data-data sensitif ke akun penyimpanan awan di Dropbox dan Google Drive.

Aktor di belakang RedDrop mendistribusikan malware ini ke dalam 53 aplikasi Android yang dipromosikan di toko aplikasi pihak ketiga. Aplikasi-aplikasi tersebut antara lain editor gambar, kalkulator, alat belajar bahasa dan aplikasi bertema dewasa.

Sayangnya, menurut Business Development Manager Kaspersky Lab Indonesia, Dony Koesmandarin, aplikasi yang terlah "terjangkit" RedDrop susah dibedakan dari aplikasi yang "sehat."

Meski demikian, pengguna Android dapat melakukan sejumlah cara untuk mendeteksi malware dalam sebuah aplikasi.

"Baca keterangan aplikasi terlebih dahulu, apakah developer aplikasi terpercaya atau tidak. Baca juga ulasan aplikasi dari pengguna lain. Jangan asal download aplikasi," ujar Dony.

Baca juga: Pendapat ahli tentang malware Android RedDrop

Baca juga: Malware porno serang 1,2 juta pengguna perangkat mobile

Dony membenarkan bahwa Android memang rentan terinfeksi malware. Pasalnya, Android merupakan platform open source, sehingga aplikasi dapat diunggah dengan lebih mudah.

Namun, tidak berarti bahwa aplikasi dalam iOS tidak bisa diinjeksi malware. "Memang lebih aman, tapi tidak 100 persen aman. Ada malware yang juga bisa masuk iOS," kata Dony.

Dony bahkan mengungkapkan bahwa Kaspersky Lab menemukan 300.000 malware setiap harinya.

Kaspersky Lab telah berhasil mendeteksi bahwa RedDrop kebanyakan berasal dari pengguna yang berlokasi di China. Namun, Dony menekankan bahwa malware tidak mengenal batasan ruang dan waktu.

"Pertanyaannya sekarang tinggal 'kapan saya terkena malware ini?'," ujar Dony.

RedDrop pertama kali ditemukan, oleh perusahaan keamanan mobile dari Inggris - Wandera, di perangkat mobile milik karyawan dari beberapa perusahaan konsultan global.

Malware ini terutama digunakan untuk memaksa korban berlangganan ke nomor SMS premium yang memberikan pelaku RedDrop keuntungan.

Baca juga: Malware mining menyebar lewat Facebook Messenger

Baca juga: Waspada, ATM kembali jadi target serangan malware

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018