Jombang (ANTARA News) - Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, menyiapkan pemakaman adik mantan Presiden KH Abdurrahman Wahid atau yang akrab disapa Gus Dur, yaitu Nyai Hj Aisyah Hamid Baidlowi yang wafat.
"Jenazah baru diberangkatkan besok pagi (Jumat, 9/3) dari Jakarta. Jadi, sampai di Jombang sekitar jam 10.00 WIB, untuk pemakaman setelah Jumatan (shalat Jumat)," kata Pengurus Pondok Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang Lukman di Jombang, Kamis.
Ia mengatakan, rencananya almarhum akan dimakamkan di Pondok Pesantren Madrasatul Quran (MQ) Tebuireng, Kabupaten Jombang. Sebelumnya, suami almarhumah sudah dimakamkan di pesantren tersebut, sehingga almarhumah juga akan dimakamkan di tempat tersebut.
Untuk saat ini, kata dia, dari pesantren sedang menyiapkan rencana pemakaman. Dari pengurus pondok saat ini masih melakukan rapat untuk persiapan segala sesuatu sebelum pemakaman, termasuk penggalian makam.
Sementara itu, dari keluarga almarhumah, Lukman mengatakan beluma ada yang datang di Pesantren Tebuireng, Kabupaten Jombang. Keluarga besar almarhumah banyak yang tinggal di Jakarta, sehingga dimungkinkan baru datang bersamaan dengan mengantarkan jenazah.
"Saat ini masih rapat untuk membahas persiapan pemakaman. Kalau agenda misalnya tahlilan, untuk saat ini belum ada. Keluarga besar dari almarhumah juga baru akan tiba besok Jumat," kata dia.
Nyai Hj Aisyah Hamid Baidlowi adalah putri kedua dari KH Wahid Hasyim. Ia adalah adik kandung mantan Presiden Gus Dur dan kakak dari KH Salahuddin Wahid, KH Umar Wahid, Nyai Lily Chodijah Wahid, dan KH Hasyim Wahid. Perempuan dengan segudang prestasi dan pengabdian ini wafat di usia 78 tahun.
Almarhumah merupakan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU periode 1995-2000. Beliau wafat pada Kamis (8/3) di Rumah Sakit Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan, sekitar pukul 12.50 WIB. Saat ini, jenazah masih disemayamkan di rumah duka, Jalan Bukit Pratama Raya A.9 Pasar Jumat, Lebak Bulus.
Selain mengemban jabatan Ketua Umum PP Muslimat NU, Nyai Aisyah juga pernah menduduki Ketua Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) 1990-1995, Anggota DPR RI tiga periode (1997-2009), Pengurus Dewan Pimpinan MUI (1995-2000), Ketua Umum DPP Pengajian Al-Hidayah (2000-2010), dan Ketua Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional (1999-2013).
Sementara itu, hingga kini di pesantren tersebut masih belum ada kiriman ucapan duka cita. Aktivitas di pesantren tersebut juga masih berjalan seperti biasanya.
Pewarta: Destyan H. Sujarwoko dan Asmaul Chusna
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018