Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) DPR RI Sukamta mengimbau perguruan tinggi sebagai lembaga akademis agar mengedepankan sikap bijak dan dialogis terkait pemakaian cadar oleh mahasiswinya, bukan dengan cara-cara yang arogan.
Dalam keterangan tertulisnya yang diterima Antara di Jakarta, Kamis, Sukamta meminta agar perguruan tinggi tidak menggunakan cara-cara yang arogan.
Apalagi, menurut dia, soal keyakinan beragama dijamin oleh UUD 1945 dan menjadi bagian paling dasar dalam Hak Asasi Manusia (HAM).
"Saya tidak berharap ini menjadi polemik yang berkepanjangan dan menjadi isu memanas di tahun politik. Saya kira akan baik jika Rektor bisa mencabut segera pelarangan tersebut. Sudah banyak pihak menanggapi dan menganggap pelarangan tersebut tidak bijak," ujar Sukamta menanggapi pelarangan memakai cadar bagi civitas akademika di kampus UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Anggota DPR RI asal DI Yogyakarta itu berharap penggunaan cadar tidak dikaitkan dengan persoalan radikalisme, karena ini lebih terkait perbedaan pandangan fikih dalam berbusana bagi muslimah sesuai syariat Islam.
"Saya kira yang terpenting dikembangkan saling menghormati perbedaan, termasuk di dalamnya menjauhi sikap eksklusif. Ini tentu berlaku bagi pemeluk agama apapun," ungkap Sukamta.
Sukamta mengharapkan kejadian pelarangan seperti ini tidak terulang lagi di kampus lainnya.
Dia berpendapat, yang mau taat beragama seharusnya malah dapat apresiasi karena hal ini mendukung pengembangan moral agama dan pendidikan yang berkarakter.
Baca juga: Kementerian Agama tinjau argumentasi larangan cadar di UIN Kalijaga
Baca juga: Menristekdikti serahkan pengaturan pengenaan cadar ke kampus
Baca juga: Menristekdikti: penggunaan cadar hak seseorang
Baca juga: Muhammadiyah dorong dialog terbuka soal pelarangan cadar
Pewarta: Arief Mujayatno
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018