Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Kuwait untuk Indonesia Abdulwahab Abdullah Al Sager secara resmi membuka forum Diwaniyah, yaitu semacam majelis pertemuan nonformal dalam jamuan makan malam di kedutaan besar Kuwait di Kawasan Kuningan, Jakarta, Rabu.
Diwaniyah adalah suatu majelis pertemuan yang di dalamnya setiap orang dapat menyampaikan pendapatnya di berbagai bidang secara bebas.
Dalam acara jamuan makan malam tersebut, selain diadakan peresmian Diwaniyah Kuwait, juga dibahas berbagai hal untuk mewujudkan kerja sama Dunia Arab menuju kemajuan dan kemakmuran yang lebih baik dalam hubungan negara Arab dengan Indonesia.
Hadir pada jamuan makan malam itu para duta besar negara-negara Arab di Jakarta, diantaranya Saudi Arabia, Oman, Yordania, Bahrain dan Aljazair.
Juga hadir pada acara tersebut perwakilan dari Kuwait Foreign Petroleum Exploration Company (KUFPEC) di Jakarta dan perwakilan dari Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, yaitu Direktur Protokol Akio Alfiano Tamala, Kepolisian Mega Kuningan dan Unit Pelayanan Diplomatik, serta Hasan Ali, pengajar dari Universitas Islam Negeri Jakarta.
Diwaniyah, atau biasa juga disebut Dewaniya, adalah semacam forum yang sudah sejak lama dipraktekkan di Kuwait.
Dalam sebuah pertemuan Diwaniyah, tuan rumah menerima tamu yang umumnya adalah laki-laki, terutama tamu untuk keperluan bisnis.
Dalam istilah sekarang ini, pengertian Diwaniyah lebih mengacu kepada gedung resepsi dan pertemuan yang diadakan di dalamnya, yaitu sebuah kegiatan yang tidak bisa dilepaskan dari kehidupan sosial kaum pria Kuwait.
Seperti yang terlihat di kedutaan Kuwait tersebut, Diwaniyah selalu diadakan pada malam hari di sebuah ruangan khusus yang terpisah dari ruang utama.
Hanya kaum pria yang terlihat di ruangan tersebut dan mereka duduk santai di sofa empuk sambil menikmati buah korma, teh dan kopi arab.
Diwaniyah memainkan peranan penting dalam pembangunan Kuwait, negara kaya minyak berpenduduk sekitar empat juta jiwa itu sejak 250 tahun lalu, yaitu forum untuk membangun konsensus dan menjalin komunikasi.
Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018