Jakarta, 7/3 (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak menguat tipis sebesar sembilan poin menjadi Rp13.758 dibanding posisi sebelumnya Rp13.767 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova di Jakarta, Rabu mengatakan bahwa sentimen fundamental ekonomi Indonesia yang baik menjadi salah satu faktor yang menjaga pergerakan rupiah.
"Inflasi kita masih terjaga, fiskal juga baik, itu menjadi salah satu faktor yang mendukung di tengah sentimen eksternal yang cenderung negatif," katanya.
Ia menambahkan bahwa lembaga pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) yang meningkatkan peringkat Indonesia turut menjadi sentimen positif bagi mata uang domestik.
Lembaga pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) meningkatkan Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia dari BBB- (triple B minus) menjadi BBB (triple B) dengan outlook stabil, pada 7 Maret 2018.
Kendati demikian, lanjut dia, pergerakan mata uang rupiah relatif masih terbatas menyusul Amerika Serikat yang akan menerapkan kebijakan proteksionis, situasi itu dapat memicu perang dagang di dunia, yang dikhawatirkan mengganggu ekonomi global.
Ekonom dari lembaga kajian pembangunan ekonomi dan keuangan (Indef), Aviliani mengharapkan Bank Indonesia menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di level tertentu di tengah sentimen global yang cenderung kurang mendukung.
"BI harus bisa menjaga rupiah di level psikologis tertentu, sehingga tidak membuat kekhawatiran di pasar," katanya.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Rabu (7/3) mencatat nilai tukar rupiah bergerak melemah ke posisi Rp13.763 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.750 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018