Jakarta (ANTARA News) - Sisi humanis dari keluarga seorang tentara dituangkan ke dalam film "Jelita Sejuba (Mencintai Kesatria Negara)".

Fokusnya ada pada penantian seorang istri tentara, Sharifah (Putri Marino) yang menanti kepulangan suaminya, Jaka (Wafda Saifan Lubis) yang mengabdi pada negara.

Kehidupan keluarga tentara, di mana negara menjadi prioritas utama dan istri harus rela sering berjauhan dengan suami, menarik untuk diangkat ke layar lebar, kata sutradara Ray Nayoan.

"Jelita Sejuba" berlatar belakang di Natuna, salah satu kabupaten provinsi Kepulauan Riau yang terletak di utara selat Karimata.

Sejuba sendiri adalah nama pesisir di Natuna yang dihiasi batu-batu besar seperti yang lazim ditemui di pantai Belitung.

/Vanny.Rantini (/Vanny.Rantini)

Ray membuat perumpamaan kesamaan antara Natuna dan tokoh utama, Sharifah. Natuna yang berada di ujung Indonesia seakan jadi benteng pertahanan Tanah Air, sama seperti Sharifah yang jadi benteng keluarga ketika suaminya sedang bertugas untuk negara.

"Batu-batu besar di Sejuba di saat yang sama seperti simbol, batu-batu itu ada di situ terus, seperti Sharifah bersabar menunggu suaminya," kata dia.

Selain Putri Marino dan Wafda Saifan Lubis, film ini dibintangi oleh Yayu Unru, Nena Rosier, Yukio, Aldi Maldini eks CJR serta aktris remaja pendatang baru Abigail dan Mutiara Sofya juga Harlan Kasman dari Natuna.

Film perdana dari rumah produksi Drelin Amagra Pictures ini diproduseri Marlia Nurdiyani. Skenarionya digarap oleh Ray dan Jujur Prananto, sosok di balik "Ada Apa Dengan Cinta?", "Petualangan Sherina" dan "Laskar Pelangi".

Nuansa melayu yang jadi kehidupan sehari-hari di Natuna diangkat juga lewat dialog para pemain serta alunan musik dari Ricky Surya Virgana dari White Shoes & The Couples Company bersama pemusik setempat.

"Jelita Sejuba" tayang pada 5 April 2018

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018