"Kantong plastik, botol plastik, gelas plastik, lembaran plastik, ember plastik, plastik sachet, sedotan plastik, keranjang plastik, kantong plastik, kantong plastik lagi, plastik, plastik. Banyak sekali plastik!," kata Horner, dikutip dari laman The Guardian.
Horner menceritakan pengalamannya menyelam di situs Manta Point, tempat melihat ikan pari di Nusa Penida, di Facebook pada 3 Maret lalu.
Sampah plastik di laut Bali diduga berasal dari Pulau Jawa, yang terbawa selama musim hujan.
Yayasan Rivers, Oceans, Lakes and Ecology (ROLE) mendata Indonesia memproduksi 130 ribu ton sampah plastik dan padat setiap hari. Sampah tersebut dibakar, dibuang ke sungai atau laut.
Beberapa organisasi pernah menggelar acara membersihkan lingkungan agar pantai, sungai dan hutan terbebas dari sampah sekaligus meningkatkan kewaspaan masyarakat mengenai bahaya sampah.
Berdasarkan pengalaman Horner, penyelam sering bertemu "lautan sampah" di musim hujan. Ia kembali menyelam di tempat itu keesokan hari dan menemukan sampahnya terbawa arus ke Samudera Hindia.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018