Kabul (ANTARA News) - Dua tentara anggota pasukan yang dipimpin NATO tewas di Afghanistan timur dan lima anggota kelompok militan ditahan, kata pasukan koalisi di sini Jum`at. Beberapa tentara NATO dan Afghan serta seorang pekerja sipil juga terluka dalam insiden Kamis, kata Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) dalam pernyataan tanpa rincian lebih lanjut, seperti dilaporkan AFP. "Prajurit ISAF di seluruh Afghanistan hari ini berdukacita untuk para prajurit yang tewas tersebut dan keluarga mereka," kata perempuan jurubicara, Maria Carl. "Ini adalah insiden kedua (pada hari Kamis), dalam mana prajurit kami meninggal dunia untuk menegakkan perdamaian dan keamanan di sini, yang jauh dari tanah air mereka." Ketiga tentara yang dipimpin pasukan NATO itu tewas pada Kamis ketika sebuah bom menghantam kendaraan mereka di Afghanistan tenggara. Pasukan 37 negara tidak menyiarkan kebangsaan mereka saat menjadi korban, namun langsung membawanya ke negara mereka. Sebagian besar tentara yang digelar di Afghanistan timur adalah berasal dari AS dengan kekuatan 27.000 prajurit. Insiden terakhir menjadikan jumlah tentara asing yang tewas di sini sejak awal tahun ini menjadi 108, sebagian besar mereka tewas dalam melaksanakan operasi. Dengan demikian, jumlah korban tewas sejak 2006 menjadi 191 orang. Enam tentara Kanada dan penerjemah mereka dari Afghan juga tewas Rabu, pada saat sebuah bom meledak di bawah kendaraan mereka di provinsi paling selatan, Kandahar, merupakan salah satu dari korban terbanyak dalam serangan semacam terhadap pasukan asing. Pada hari Kamis, juga terjadi salah satu dari serangan bunuh diri dalam tiga pekan ini, ketika seorang pelaku meledakkan dirinya di tengah polisi yang sedang berkumpul di Afghanistan selatan, menewaskan sembilan orang, termasuk seorang anak lelaki berumur 12 tahun. Serangan bunuh diri juga meledakkan atap sebuah ruang di kantor komando kepolisian lalulintas di kota selatan Spin Boldak, di dekat perbatasan dengan Pakistan, di mana suatu makan siang sedang diadakan untuk menyambut seorang kepala polisi baru di distrik tersebut. Tidak segera ada klaim yang bertanggungjawab atas serangan tersebut, namun serangan serupa juga dilakukan oleh gerakan Taliban yang melancarkan aksi pemberontakan tak lama setelah pasukan koalisi yang dipimpin AS menggulingkan pemerintahan Taliban pada akhir 2001. Koalisi, yang memusatkan perhatian pada operasi-operasi kontra-terorisme, mengumumkan bahwa pihaknya telah menahan lima anggota kelompok militan pada hari Jumat, di provinsi tenggara Ghazni. `Pihak intelijen yang layak dipercaya` telah memberitahu pasukan tentang adanya dua tempat yang dicurigai digunakan sebagai aktivitas militan, di mana mereka menahan dan mendapati senjata-senjata yang telah rusak, kata pernyataan tersebut. (*)
Copyright © ANTARA 2007