"Kami hari ini melakukan OP beras menghabiskan sebanyak satu ton," kata Sekertaris Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar di Lebak, Selasa.
Pelaksanaan OP beras tersebut untuk menstabilkan harga beras di pasaran sehingga daya beli masyarakat berpenghasilan rendah meningkat.
Saat ini, harga beras eceran di Pasar Rangkasbitung masih tinggi sehingga dioptimalkan OP beras.
Pemerintah daerah menggelar OP beras kualitas premium seharga Rp8.500 per Kg.
Harga sebesar itu,kata dia, tentu cukup murah dibandingkan harga di pasaran.
Masyarakat memadati OP beras itu karena harganya relatif murah dan terjangkau kalangan ekonomi bawah.
Mereka membeli beras premium bermerk Toko Tani Indonesia (TTI) dengan kualitas pulen dan beraroma.
"Kami berharap harga beras kembali stabil di pasaran. Mudah-mudahan dengan OP harga bisa ditekan, agar terjangkau masyarakat," kata Rahmat Yuniar.
Ia mengatakan, beras TTI yang dijual OP itu dari produksi gabungan kelompok tani (gapoktan) Kabupaten Lebak dan tidak mendatangkan dari luar daerah.
Mereka para gapoktan memiliki kewajiban untuk memasok kepada masyarakat sebanyak 10.000 ton.
Pihaknya menjamin produksi beras di Kabupaten Lebak tahun 2018 mengalami surplus dan bisa memenuhi permintaan konsumsi masyarakat.
"Kami minta 38 gapoktan ditargetkan mampu menampung 50 ton per gapoktan untuk memenuhi kebutuhan pangan," katanya.
Sementara itu, sejumlah warga Kabupaten Lebak mengatakan bahwa mereka sejak pagi mengantri untuk membeli beras harga murah dan terjangkau yang digelar Dinas Ketahanan Pangan setempat.
"Kami terbantu dengan harga beras murah itu karena saat ini dipasaran mencapai Rp11.000/kg," kata Aminah, seorang ibu rumah tangga warga Kecamatan Kalanganyar Kabupaten Lebak.
Pewarta: Mansyur
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018