Padang (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat berencana menyurati Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) untuk membantu pembangunan menara Base Transceiver Station (BTS) skala besar untuk mengatasi kebutuhan jaringan internet yang masih mengganjal pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kabupaten Kepulauan Mentawai.
Hal itu disampaikan Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit saat memimpin rapat pembahasan dukungan sarana dan prasarana telekomunikasi di Kepulauan Mentawai di Padang, Selasa.
"Saat ini jaringan telekomunikasi dan internet masih sangat terbatas di Mentawai. Bahkan untuk internet hanya ada di Tuapeijat sementara KEK dikembangkan di daerah lain yaitu Taileleu, Kecamatan Siberut Barat Daya," kata Nasrul di Padang, Selasa.
Ketersediaan jaringan telekomunikasi dan internet diharapkan dapat memacu pembangunan di Mentawai baik untuk kebutuhan KEK maupun sektor ekonomi swasta pada umumnya.
Selain itu, potensi daerah dinilai juga akan makin terekspos hingga bisa menarik investor untuk menanamkan modal, di antaranya di bidang pariwisata.
Baca juga: Menkominfo targetkan 2019 seluruh Indonesia terhubung internet
Sebelumnya Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) telah membantu pembangunan 13 BTS di Mentawai.
BTS itu tersebar di empat pulau utama yaitu enam titik di Pulau Siberut masing-masing di Simatalu, Saliguma, Sagulubbeg, Labuanbajau, Cimpungan dan Matotonan.
Kemudian empat lokasi di Pulau Sipora yaitu Betumonga, Nemnemleleu, Beriulou dan Saureinu.
Lalu tiga titik di Pulau Pagai Utara dan Pagai Selatan masing-masing di Sinaka, Manguiru dan KM 37.
Daerah tersebut adalah kawasan tak bersignal (blank spot).
"BTS ini khusus untuk telekomunikasi, belum bisa untuk jaringan internet. Kalau ingin meningkatkan jaringan ke internet, harus ditambah peralatan khusus," kata dia.
Bupati Mentawai Yudas Sabaggalet mengharapkan dukungan provinsi untuk pengembangan telekomunikasi di daerah itu akan mempercepat pembangunan di segala lini.
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018