"Ada cara untuk menangkal hoax ataupun perpecahan yaitu silaturahim, bahkan dalam agama Islam juga diajarkan untuk tabayyun," kata pria yang akrab disapa Gus Yasin itu di Semarang, Selasa.
Menurut dia, akhir-akhir ini pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab berusaha kerasa memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.
"Jangan sampai melihat berita hanya melihat judulnya saja, kita harus melihat isinya, apakah benar atau tidak," kata dia pada Silaturahim Pengasuh Pondok Pesantren Ibu Nyai dan Pengasuh Majelis Taklim se-Jawa Tengah.
Putra ulama karismatik Kiai Haji Maimoen Zubair itu menjelaskan bahwa salah satu gerbang penangkal hoax adalah pendidikan pondok pesantren.
Baca juga: Ganjar Pranowo menyatakan jihad melawan fitnah
Politikus Partai Persatuan Pembangunan itu menyebutkan, peran pondok pesantren sangat besar, tidak hanya untuk mengatasi hoax tapi juga kemajuan pemerintahan.
"Saya membayangkan jika 4.822 pondok pesantren yang tersebar di Jateng bisa bersatu. Kalau kita satukan bagaimana makmurnya pemerintahan," kata cawagub yang berpasangan dengan calon gubernur Ganjar Pranowo itu.
Gus Yasin juga menyoroti posisi perempuan yang disebutnya memegang peranan penting dalam pendidikan, bahkan ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya.
"Pemerintah selalu memperhatikan kaum perempuan dan anak-anak, salah satu program Pemprov Jateng adalah program satu bidan untuk satu desa sebagai upaya mengurangi angka kematian ibu dan anak," kata dia.
Ganjar Pranowo-Taj Yasin Maimoen diusung PDI Perjuangan, PPP, Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Golkar.
Baca juga: Kisah Ganjar Pranowo menginap di rumah nenek Patonah di Tegal
Pewarta: Wisnu Adhi Nugroho
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018