Ambon (ANTARA News) - Polisi mulai Kamis memeriksa anggota panitia Harganas XIV terkait "tarian liar" diperagakan simpatisan RMS yang mengagetkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono saat menghadiri peringatan tersebut, di Ambon, 29 Juni lalu, karena tidak ada dalam agenda acara. Plt Kabid Humas Polda Maluku, Kompol Djoko Susilo, ketika dikonfirmasi ANTARA News di Ambon, Kamis malam, mengemukakan Ketua Bidang Acara dan Upacara peringatan Harganas ke-14, Michael Rumadjak, mulai diperiksa guna mengungkapkan adanya ID Card yang dimiliki anggota kelompok "tarian liar" sehingga berhasil memperagakan tarian cakalele (tarian perang-red). Rumadjak yang didampingi Karo Hukum Setda Maluku, Abdul Rahman Renuat menjalani pemeriksaan sebagai saksi di ruangan Kasat Ops II Ditreskrim Polda Maluku, Kamis siang (5/7) sekitar pukul 11:45 - 16:15 WIT. Sedikitnya 20 pertanyaan diajukan penyidik seputar acara perigatan Harganas XIV yang "tarian liar" diperagakan tidak ada dalam agenda acara panitia sehingga mengagetkan Kepala Negara dan ribuan orang yang menyaksikannya. Rumadjak usai menjalani pemeriksaan membantah keras soal ID Card yang tidak pernah diberikan Pemprov Maluku bagi anggota kelompok "tarian liar" sebagaimana pernyataan Pangdam XVI/Pattimura, Mayjen TNI. Sudarmaidy Soebandi. ID Card, kata dia, ditandatangani Sekda Maluku, Said Assagaff atasnama Gubernutr Maluku dan Kasie Intel Korem 151/Binaya, Letkol Inf.Frisky Y Suatan selaku Dansatgas VVIP sehingga semuanya tercatat di Korem 151/Binaya. "Jadi sangatlah naif sekiranya ada dugaan ID Card itu saya yang salurkan bagi anggota kelompok "tarian liar" sehingga Gubernur Maluku, Karel Albert Rahalau memerintahkan harus mengungkapkan kemungkinan keterlibatan anggota panitia Harganas XIV," ujarnya.(*)
Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007