Yogyakarta (ANTARA News) - Gamelan Gaul yang akan ditampilkan pada Yogyakarta Gamelan Festival (YGF) XII, 7-11 Juli, merupakan salah satu upaya menumbuhkan kepedulian remaja terhadap seni gamelan. "Tentunya, kepedulian terhadap seni gamelan dengan cara mereka," kata Direktur YGF XII Sapto Rahardjo di Yogyakarta, Kamis. Menurut dia, remaja Indonesia bukannya tidak menyukai gamelan, tetapi mereka tidak dekat dengan seni tradisional ini, karena mereka tidak pernah dikenalkan pada gamelan. "Selama ini seniman gamelan didominasi para pemain profesional dari kalangan orang dewasa, dan kalangan anak-anak yang masih belajar," ujarnya. Sedangkan kalangan remaja, saat ini kurang berperan dalam pelestarian dan pengembangan seni gamelan. Ia mengatakan gamelan merupakan spirit, dan bukan sekedar instrumen. Gamelan sebagai seni tradisi, juga bersifat dinamis, sehingga bisa dikembangkan sesuai perkembangan zaman, dan tidak terpancang pada tradisi yang bersifat klasik. Menurut dia, konsep YGF tidak hanya sekedar konser gamelan, tetapi ada pula `modern dance` dan `video games` yang lagunya menggunakan musik gamelan. Dia menyebutkan peserta festival tahunan ini tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi juga dari luar negeri seperti Australia, Kanada, Jepang, California, Hongaria, Prancis, New Zealand dan Malaysia. "Mereka datang ke Indonesia tidak secara kelompok, tetapi secara individu atau perorangan, kemudian berkolaborasi dalam Yogyakarta Gamelan Festival," kata Sapto.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007