"Paket menginap serangkaian Hari Raya Nyepi bisa mendongkrak tingkat hunian 10-20 persen," kata Ketua Asosiasi General Manager Hotel Indonesia (IHGMA) Bali Nyoman Astama di Denpasar, Sabtu.
Menurut Astama, bulan Maret termasuk periode sepi kunjungan atau low season sehingga penawaran paket Nyepi itu diharapkan turut mendongkrak okupansi.
Biasanya, kata dia, selama periode Maret tingkat okupansi hotel rata-rata mencapai sekitar 50 hingga 60 persen.
Di Fashion Hotel Legian misalnya, sejak beberapa hari lalu sudah menawarkan paket menginap serangkaian Hari Raya Nyepi.
Astama yang juga general manajer di hotel itu mengatakan pihaknya menawarkan harga Rp675 ribu per orang dengan minimum pemesanan dua orang.
Dia menjelaskan paket menginap diberikan di kamar tipe deluxe untuk dua malam dengan layanan sarapan pagi tiap hari, makan siang dan malam masing-masing satu kali pada Sabtu (17/3) dan akses koneksi internet gratis.
Hotel Harris Raya Kuta juga memberikan penawaran menginap periode libur Nyepi dengan harga menarik.
Manajer Pemasaran dan Komunikasi Janner Napitu menjelaskan harga yang ditawarkan sebesar Rp1.050.000 untuk tiga hari dua malam menginap atau dengan Rp200 ribu untuk satu orang dewasa tambahan dalam kamar.
Paket itu diberikan termasuk sarapan setiap hari untuk dua orang dan juga satu kali makan siang dan makan malam prasmanan pada Hari Raya Nyepi.
Sebagian besar tamu yang menginap saat Nyepi, lanjut dia, merupakan wisatawan domestik dari sejumlah kota di Tanah Air.
Selama periode tersebut, pihak hotel tidak menyediakan hiburan untuk menghormati umat Hindu yang tengah melaksanakan Hari Raya Nyepi.
"Bagi kebanyakan orang, Nyepi penuh refleksi diri dan menahan diri, mengikuti aturan yang disebut Catur Brata Penyepian," ucapnya.
Tidak seperti umat Hindu yang melakukan Catur Brata, para wisatawan di hotel masih dapat melakukan kegiatan seperti biasa asalkan mereka tidak meninggalkan hotel.
"Ini adalah waktu yang tepat untuk melihat langsung bagaimana sebenarnya di Bali sebagai pulau yang dengan keheningan, sunyi senyap dari segala aktivitas dan rutinitas selama 24 jam," ucapnya.
Rangkaian puncak Hari Raya Nyepi dimulai sehari sebelumnya yakni Jumat (16/3) dengan ritual "mecaru Tawur Agung" atau penyucian alam semesta dan dilanjutkan dengan parade "ogoh-ogoh" atau patung raksasa berwujud menyeramkan sebagai simbol sifat yang harus dilenyapkan dalam refleksi Nyepi.
Saat Nyepi, umat Hindu melakukan "catur brata penyepian" atau empat pantangan yang tidak dilakukan saat Hari Raya Nyepi yang dilakukan selama 24 jam.
Empat pantangan itu yakni tidak melakukan kegiatan/bekerja (amati karya), tidak menyalakan lampu atau api (amati geni), tidak bepergian (amati lelungan), serta tidak mengadakan rekreasi, bersenang-senang, atau hura-hura (amati lelanguan).
Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018