Kathmandu (ANTARA News) - Sejumlah Duta Besar Negara Sahabat di Ibukota Nepal, Kathmandu, menolak hadir pada perayaan ulang tahun raja negara itu, kata para pejabat setempat, Kamis. Keputusan untuk tidak hadir pada pesta ulangtahun ke-60 Raja Gyanendra akhir pekan ini telah diambil oleh dubes-dubes dari sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE) dan India. "Kami melihat tidak ada tujuan yang bermanfaat menghadiri perayaan ulangtahun itu. Masa depan monarki akan diputuskan oleh rakyat Nepal," kata juru bicara Kedubes AS, Sharon Hudson Dean, kepada AFP. Seorang diplomat lainnya mengemukakan kepada AFP bahwa Raja Gyanendra tidak lagi punya "arti diplomatik." "Para dubes yang baru bertugas telah menyampaikan surat-surat kepercayaan mereka kepada perdana menteri. Ia (raja) tidak menandatangani dokumen-dokumen resmi , begitu juga tidak menerima atau melepaskan para dubes," kata salah seorang diplomat yang tidak bersedia namanya ditulis. Tindakan itu juga menyusul permintaan para pejabat pemerintah di Kathmandu. "Permintaan itu secara tidak langsung disampaikan kepada para dubes asing di Nepal untuk tidak menghadiri perayaan ulang tahun raja dalam konteks perobahan politik," kata seorang pejabat senior di Kementerian Luar Negeri Nepal , yang juga tidak bersedia namanya dituliskan. Pada hari Rabu, Perdana Menteri (PM) Nepal, Girija Prasad Koirala, mengeluarkan sebuah imbauan kepada raja itu untuk mundur atau meninggalkan negara itu menjelang pemilihan-pemilihan penting Nopember mendatang. Pemilihan-pemilihan mendatang akan menuju pada pembentukan sebuah badan yang akan menyusun kembali konstitusi, dan memutuskan apakah raja itu-- dan monarki yang berusia dua abad itu secara keseluruhan -- akan tetap atau dihapuskan. Raja Gyanendra , yang dipaksa amengakhiri masa kekuasaan langsung yang tidak populer tahun lalu, kekuasaannya hancur lebih jauh setelah perjanjian perdamaian Nopember tahun lalu antara partai-partai utama dan pemberontak Maois. Ia naik tahta setelah pembantaian sebagian besar anggota keluarga raja itu tahun 2001 oleh putra mahkota Dipendra, yang kemudian bunuh diri. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007