Bekasi, Jawa Barat (ANTARA News) - Warga Kelurahan Durenjaya, Kecamatan Bekasi Timur, Arif (28), harus berurusan dengan polisi akibat salah sasaran saat menembak senapan angin ke arah spanduk pasangan calon Pilkada, Kamis malam (1/3).
"Peluru senapan anginnya justru kena seorang pengendara motor hingga tembus ke punggung dan harus menjalani perawatan intensif di RSUD Kota Bekasi," kata Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota, AKBP Dedy Supriyadi, di Bekasi, Jumat.
Menurut dia korban atas nama Dina Fandani (24) terkena peluru nyasar saat melintas di Jalan Raya Ampera, Kelurahan Duren Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi.
Arif baru ditangkap polisi hari ini di rumahnya kawasan Durenjaya, Bekasi Timur berdasarkan pengembangan kesaksian korban maupun warga sekitar. "Pelaku sudah kami tahan barusan tanpa perlawanan," katanya.
Menurutnya, kasus ini berawal dari laporan warga yang melapor adanya korban penembakan di wilayah hukum Bekasi Timur.
Setelah mendapatkan laporan itu, petugas memeriksa lokasi kejadian.
Berdasarkan keterangan Arif kepada penyidik, penembakan itu berawal saat dirinya mencoba senapan angin yang baru saja dibeli dengan sasaran spanduk pasangan calon petahana Rahmat Effendi- Tri Adhiyanto yang terpasang di sebuah pohon.
Arif mengarahkan peluru senapan angin ke sebuah spanduk besar yang bergambar Rahmat Effendi-Tri Adhianto yang terpampang di sisi jalan.
Rupanya peluru itu salah sasaran dan menembus punggung korban yang sedang melintas dengan sepeda motor.
"Korban langsung terjatuh dengan luka tembakan di punggung," katanya. Melihat hal itu Arif langsung melarikan diri meninggalkan korban dengan bersimbah darah di sisi jalan.
Supriyadi mengatakan, hingga saat ini Arif masih diperiksa secara intensif oleh penyidik terkait aksinya itu.
Sementara keluarga korban Eka (34) meminta polisi menjeratnya dengan hukuman berat karena dianggap lalai dan melukai pengguna jalan. "Harus dibikin jera orangnya (Arif). Saya minta polisi tegas atas kasus ini," katanya.
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018