"Kami mencatat awalnya jumlah kapal cantrang di Kabupaten Pati mencapai 400 kapal, sedangkan 221 kapal cantrang di antaranya telah berganti alat tangkap yang diizinkan sejak 2015 hingga sekarang," kata Dirjen Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) Sjarief Widjaja di Pati, Jumat.
Kapal cantrang yang belum beralih, katanya, tersisa 179 kapal.
Dari ratusan kapal tersebut, lanjut dia, pada hari pertama (1/3) pembukaan gerai perizinan kapal cantrang oleh KKP tercatat 179 kapal dengan jumlah pemilik kapal mencapai 96 orang yang dilayani.
Tahapannya, lanjut dia, dimulai dari pendataan, verifikasi, cek fisik dan wawancara.
Setelah semua data diterima, selanjutnya diverifikasi, termasuk jika jual beli harus dilengkapi akta jual, selanjutnya dilakukan cek fisik dan pengukuran kapal.
Ia mencatat, hampir seluruh kapal di Kabupaten Pati proses perizinannya dari daerah karena ukuran kapalnya di bawah 30 gross ton (GT), meskipun kenyataannya ukuran rata-rata di atas 60 GT.
"Karena tidak ingin masuk perizinan pusat, mereka menurunkan GT-nya," ujarnya.
Para nelayan yang melakukan peralihan alat tangkap juga diminta membuat skenario cara mengalihkan alat tangkap ikan dari cantrang dengan alat tangkap ikan yang diizinkan.
"Setelah itu dilihat dan hasilnya akan diumumkan, kemudian mereka melakukan pembayaran pembayaran Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)," ujarnya.
Ia mengatakan semua kapal nelayan yang beratnya di atas 30 GT wajib membayar PNBP, kemudian dipasang alat pengawasan kapal perikanan atau vessel monitoring system (VMS) dan mereka bisa mendapatkan surat keterangan melaut (SKM) sehingga bisa melaut.
"Dimungkinkan nelayan yang sudah memenuhi semua tahapan dan persyaratan pekan ini bisa segera melaut," ujarnya.
Keberadaan gerai perizinan kapal cantrang yang dibuka oleh KKP, katanya, merupakan kesempatan mereka untuk beralih alat tangkap.
"Beberapa nelayan yang sudah berganti alat tangkap, saat ini melautnya pindah ke Laut Arafuru," ujarnya.
Jumlah kapal nelayan dari Pulau Jawa yang berada di Dobo maupun Tual, Maluku, mencapai 1.200 kapal yang berasal dari Indramayu, Cilacap, Pati, Tegal, dan Probolinggo.
Potensi ikan di perairan tersebut, katanya, sangat luas biasa.
Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018