Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak melemah sebesar 10 poin menjadi Rp13.751 dibanding posisi sebelumnya Rp13.741 per dolar AS.
Research Analyst FXTM, Lukman Otunuga di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa pekan ini, pergerakan mata uang di kawasan Asia, termasuk rupiah cenderung mengalami tekanan karena peningkatan ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed.
"Komentar hawkish dari Ketua The Fed Powell memicu spekulasi pasar bahwa suku bunga AS akan naik sebanyak empat kali pada 2018 ini," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, pergerakan mata uang rupiah relatif masih stabil, investor memahami sentimen ekonomi Indonesia tetap positif.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada menambahkan bahwa sentimen positif mengenai inflasi Februari tahun ini cukup membantu menahan tekanan mata uang rupiah lebih dalam.
"inflasi yang stabil dan terkendali akan menjaga pertumbuhan ekonomi nasional secara berkelanjutan," katanya.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi pada bulan Februari 2018 sebesar 0,17 persen sehingga inflasi tahun kalender mencapai 0,79 persen dan inflasi tahun ke tahun (year on year) mencapai 3,18 persen.
Sementara itu, dalam kurs tengah Bank Indonesia (BI) pada Jumat (2/3) mencatat nilai tukar rupiah bergerak menguat ke posisi Rp13.746 dibandingkan posisi sebelumnya Rp13.793 per dolar AS.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018