London (ANTARA News) - Pemerintah Indonesia diharapkan dapat memberikan jaminan keselamatan penumpang dan juga semua pesawat terbang yang dimiliki layak terbang, kata Jason Marc (35), salah seorang turis Eropa yang sering berlibur ke Indonesia.
Diakuinya, maskapai penerbangan Garuda Indonesia yang masuk dalam daftar 51 maskapai yang dilarang terbang ke negara-negara Uni Eropa (UE) merupakan pukulan terhadap Indonesia khususnya dalam upaya menjaring wisatawan dari Eropa.
Komisi Eropa mengumumkan rekomendasi para ahli keselamatan udara Uni Eropa itu di Brussel, Belgia, yang menyebutkan seluruh maskapai penerbangan Indonesia yang totalnya 51 maskapai dilarang terbang ke negara-negara Uni Eropa mulai 6 Juli karena pesawat Indonesia dinilai tak memenuhi standar keamanan.
Keputusan itu muncul setelah terjadi sejumlah kecelakaan di Indonesia dan otoritas penerbangan di Indonesia juga dinilai gagal memberikan jaminan keamanan.
"Suatu berita yang tidak menggembirakan," kata pegawai swasta yang sudah delapan kali ke Indonesia dan berkunjung ke berbagai daerah di Indonesia.
Dalam situsnya di Inggris, maskapai penerbangan Garuda Indonesia setiap hari menawarkan penerbangan dari London Heathrow dan Manchester ke Indonesia ke berbagai daerah bekerjasama dengan Malaysia Airlines via Kuala Lumpur.
Menurut Jason yang berasal dari Wales, apakah sudah saatnya bagi maskapai penerbangan di Indonesia untuk mempensiunkan pesawatnya yang sudah tua bahkan ada yang berumur 21 tahun, seperti halnya Concorde di Inggris yang sudah sejak setahun lalu dimuseumkan.
Indonesia, menurut dia, dapat belajar dari Malaysia dimana dengan Air Asia-nya memiliki pesawat yang berumur tujuh tahun karena akan lebih mudah melakukan perawatan pesawat yang baru ketimbang yang sudah lama khususnya dengan berbagai suku cadang yang mungkin sudah tidak diproduksi lagi. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007