Pelabuhan San Jose (ANTARA News) - Guatemala meminta Amerika Serikat (AS) untuk mendapatkan peralatan dan pelatihan dalam mengatasi perdagangan narkoba karena Duta Besar AS untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Nikki Haley mengunjungi negara Amerika Tengah untuk melihat seberapa efektif upaya mereka memerangi narkoba.
Menghentikan arus obat-obatan dan imigran ke AS telah menjadi fokus utama Presiden Donald Trump, yang ingin membangun tembok di perbatasan selatan negara tersebut dan telah meminta penghentian bantuan bagi negara-negara yang gagal menghentikan perdagangan manusia.
Ucapan Trump muncul setelah seorang pejabat AS mengatakan kepadanya bahwa kokain utamanya berasal dari Kolombia dan Peru melalui Meksiko dan Amerika Tengah.
Sedangkan Menteri Tata Pemerintahan Guatemala Enrique Antonio Degenhart Asturias mengatakan "Kami tahu mereka tidak membicarakan kita,” ungkapnya.
Menteri Pertahanan Luis Ralda setuju dengan pendapat tersebut.
"Dia tahu bahwa kita di sini bertarung cukup kuat untuk melawan obat-obatan terlarang dan bahwa kita melakukannya dengan sumber daya yang kita miliki dan dengan bantuan yang kita terima dari berbagai agen di AS,” katanya.
Asturias dan Ralda membawa Haley menemui Pasukan Khusus Angkatan Laut Guatemala di pantai Pasifik negara pada Kamis, untuk mendengar tentang operasi larangan maritim yang dilakukan oleh pasukan Guatemala, yang biasanya bertindak berdasarkan petunjuk intelijen AS.
Kedua menteri tersebut mengatakan bahwa lebih banyak helikopter, kapal, kendaraan dan peralatan komunikasi diperlukan untuk meningkatkan keefektifan operasi oleh pasukan khusus beranggotakan 131 orang, yang menyita lebih dari 10.000 paket kokain tahun lalu senilai hampir 140 juta dolar AS itu.
Namun, perwira angkatan laut senior Guatemala mengatakan bahwa pasukan tersebut beroperasi dengan kapal yang tidak cukup besar dan tidak selalu cukup cepat untuk menangkap pedagang obat bius.
Menurutnya, para pedagang obat terlarang itu melakukan perjalanan ribuan mil dari Kolombia dan mulai menggunakan perahu semi-kapal selam yang sulit dideteksi.
Pejabat tersebut mengatakan bahwa pasukan khusus kadang-kadang harus menempuh perjalanan ratusan mil ke laut dan akhirnya kehabisan bahan bakar. Mereka harus mengandalkan bahan bakar dari kapal yang dilarang untuk pulang atau kadang-kadang mengapung sampai mereka diselamatkan.
"Kami membutuhkan kapal logistik yang memungkinkan kami beroperasi lebih sukses," kata seorang pejabat Guatemala kepada Haley saat mereka melakukan tur ke markas pasukan khusus, sebelum dibawa ke salah satu kapal yang disediakan beberapa tahun yang lalu oleh Amerika Serikat.
Haley juga mengunjungi Honduras selama empat hari perjalanannya ke Amerika Tengah dan mengatakan bahwa dia berencana untuk memberi tahu Trump saat kembali tentang usaha mereka memerangi perdagangan narkoba, imigran dan korupsi.
Dia mengucapkan terima kasih kepada kedua negara itu atas dukungan mereka dalam memberikan suara menentang resolusi Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa pada Desember yang meminta Washington untuk membatalkan keputusannya untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel. Demikian Reuters.
Baca juga: Rafael Marquez, dari bintang Barcelona jadi penjahat narkoba
Penerjemah: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018