Kepala Puskesmas Gekbrong Ratna Wintarsih, kepada wartawan di Cianjur, Kamis, mengatakan, pihaknya sudah melaporkan ke Dinas Kesehatan Cianjur terkait terus bertambahnya korban keracunan tutut sejak dua hari terakhir.
"Satu hari sebelumnya kami menerima 18 orang yang diduga keracunan setelah mengkonsumsi tutut yang dibeli dari pedagang keliling. Namun jumlahnya terus bertambah menjelang Rabu malam sampai siang tadi," katanya.
Sebagian besar korban mengeluhkan hal yang sama, usai menyantap tutut mereka mengalami mual-mual dan muntah. Bahkan beberapa orang yang sudah ditangani puskesmas terpaksa dirujuk ke RSUD Cianjur, guna mendapatkan penanganan medis secara intensif karena mengalami dehidrasi berat.
"Tiga orang korban dirujuk ke RSUD Cianjur karena mengalami dehidrasi yang cukup berat, sehingga harus ditanggani secara intensif di rumah sakit. Melihat gejalanya tutut yang dikonsumsi sudah terkontaminasi zat kimia, namun saat ini masih diteliti pihak dinas," katanya.
Seperti diberitakan belasan warga di Kampung Cibeleng, Desa Cikancana, dibawa ke puskesmas setempat karena mengalami mual-mual dan muntah setelah mengkonsumsi tutut yang dibeli dari pedagang keliling.
Selang beberapa saat setelah mengkonsumsi bersama keluarga, korban mulai merasakan gejala keracunan, menjelang malam belasan warga nyaris bersamaan dibawa ke puskesmas setempat karena sebagian besar mengalami dehidrasi.
Terkait keracunan massal itu, petugas Mapolsek Warungkondang telah mengamankan sampel makanan dan selanjutnya dibawa ke laboratorium untuk memastikan penyebab keracunan.
Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018