Bekas ibu negara itu, Rosa Elena Bonilla, ditangkap di rumahnya di pinggiran ibu kota negara Honduras, Tegucigalpa, kata sumber itu.
Sebagai bagian dari gerakan itu, polisi juga menangkap saudara ipar Bonilla dan menyita dokumen terkait dengan tuduhan korupsi tersebut, kata sumber itu.
Media setempat memberitakan penangkapan itu secara terus-menerus.
Bonilla dituduh memperoleh keuntungan secara tidak sah sekitar 12,2 juta lempira (sekitar Rp7,1 miliar) pada hari-hari terakhir pemerintahan suaminya, kata dewan nasional antikorupsi, CNA.
Pada akhir tahun lalu, Bonilla membantah tuduhan korupsi yang dikenakan terhadapnya. Pengacaranya belum menanggapi permintaan untuk berkomentar.
Skandal korupsi telah mengarah pada penahanan sejumlah orang di Amerika Tengah dalam beberapa tahun terakhir ini setelah para aktivis meningkatkan tekanan dan negara-negara lain memberikan dukungan.
Penangkapan Bonilla terjadi satu hari setelah Duta Besar Amerika Serikat untuk Perserikatan Bangsa-bangsa, Nikki Haley, mengunjungi Honduras untuk membahas masalah perdagangan narkoba serta korupsi.
Pada awal Februari, kepala komisi antikorupsi yang didukung Organisasi Negara-negara Amerika mengundurkan diri karena menyatakan tidak ada dukungan dari pihak berwenang.
Profirio Lobo terpilih pada akhir 2009 setelah kudeta militer yang menggulingkan presiden saat itu, Manuel Zelaya.
Lobo menjabat hingga 2014. Putra pasangan Bonilla-Lobo, Fabio Lobo, pada tahun lalu dijatuhi hukuman penjara 24 tahun oleh pengadilan Amerika Serikat setelah menyatakan bersalah bersekongkol memasukkan kokain ke Amerika Serikat.
Pewarta: Ade P Marboen
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018