Selain itu, dalam rangka peningkatan daya saing industri kabel serat optik dalam negeri, pemerintah juga memberikan fasilitas insentif berupa Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) atas impor bahan dan/atau bahan untuk pembuatan kabel serat optik.”Jakarta (ANTARA News) - Beroperasinya pabrik serat optik PT Yangtze Optics Indonesia (YOI) dinilai mampu menghemat devisa hingga 500 juta dollar AS, demikian disampaikan Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto.
“Saat ini, kebutuhan kabel serat optik di dalam negeri mencapai 9 juta km per tahun. Dengan dibangunnya pabrik baru PT Yangtze Optics Indonesia (YOI) ini dapat mengurangi impor sebesar 8-10 persen dari kebutuhan per tahun, sehingga kita bisa menghemat devisa sebesar USD500 juta,” kata Airlangga melalui keterangan resmi di Jakarta, Rabu.
Airlangga menyampaikan hal tersebut pada Peresmian Pabrik Kabel Serat Optik PT. YOI di Kawasan Suryacipta Industrial Karawang, Jawa Barat.
Menperin memberikan apresiasi kepada PT. YOI atas komitmennya yang terus melakukan investasi dan pengembangan industri komponen penunjang sektor telekomunikasi di Indonesia.
“Perusahan ini sangat impresif, karena pabriknya dibangun dalam waktu singkat dan selesai dengan baik,” tuturnya. PT YOI merupakan perusahaan patungan antara Yangtze Optical Fibre and Cable (YOFC) asal Tiongkok dengan perusahaan nasional, PT Fiber Optik Teknologi Indonesia (FOTI).
Sebelumnya, pada 2016, PT YOI telah berperan serta dalam membangun industri fiber optik core di Indonesia dengan kapasitas produksi sebesar 3 juta km per tahun, menjadikan pabrik fiber optik core pertama dan satu-satunya di ASEAN.
Sementara itu, untuk pabrik barunya dengan kapasitas produksi 2 juta km per tahun, membuat PT YOI sebagai perusahaan kabel serat optik terbesar di Indonesia.
Airlangga menyatakan, guna memacu penanaman modal untuk sektor industri teknologi informasi dan komunikasi di dalam negeri, pemerintah telah memberikan beberapa fasilitas insentif fiskal, antara lain berupa tax holiday dan tax allowance.
“Selain itu, dalam rangka peningkatan daya saing industri kabel serat optik dalam negeri, pemerintah juga memberikan fasilitas insentif berupa Bea Masuk Ditanggung Pemerintah (BMDTP) atas impor bahan dan/atau bahan untuk pembuatan kabel serat optik,” papar Airlangga.
CEO PT YOI, Chen Hui Xiong menyampaikan, nilai investasi pembangunan pabrik kabel serat optik sekitar 22 juta dolar AS.
“Dengan beroperasinya pabrik baru ini, fasilitas produksi fiber optik dan kabel optik kami telah terintegrasi. Total investasi kami hingga saat ini sudah mencapai USD50 juta,” ungkapnya.
Chen Hui Xiong berharap, dengan dukungan dari pemerintah Indonesia serta para mitra bisnisnya, perusahaan akan terus berkontribusi memajukan program pemerintah dalam membangun teknologi broadband dan infrastruktur telekomunikasi.
“Semoga investasi kami ini turut berperan mendorong tumbuhnya industri komponen lokal di Indonesia,” tuturnya.
Menurutnya, saat ini YOFC adalah penyuplai nomor satu di sektor optical preform, optical fiber, dan optical cable di dunia. Sedangkan, PT FOTI, merupakan perusahaan lokal yang memiliki misi untuk meningkatkan dan memajukan industri serat optik berbasis teknologi di Indonesia.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018