Surabaya (ANTARA News) - Surabaya tak lagi hanya dikenal sebagai Kota Pahlawan, sebab kini kota tersebut telah memiliki mobil pemadam kebakaran (damkar) yang diklaim sebagai tercanggih di Indonesia.

Mobil damkar tersebut ialah Bronto Skylift F104 HLA yang didatangkan khusus dari Finlandia dan tiba di Surabaya pada November 2017.

Menurut Kepala Bidang Operasional Dinas Damkar Surabaya, Bambang Vistadi, mobil damkar tersebut dapat menampung lima orang dengan bobot angkut maksimum 500 kilogram.

Bronto Skylift F104 HLA memiliki dimensi panjang 17,5 meter, tinggi 4,05 meter dan lebar 2,6 meter.

"Mobil jenis Bronto Skylift milik Surabaya ini merupakan yang pertama di Indonesia. Di luar negeri juga ada seperti ini," kata dia di Taman Surya, Balai Kota Surabaya, Rabu.

Bambang menjelaskan, kelebihan mobil ini bisa menjangkau ketinggian 104 meter atau sekitar 25 lantai gedung bertingkat. Mobil ini pun bisa digunakan untuk pertempuran luar ruangan maupun untuk penyelamatan korban kebakaran.

"Jadi, kalau nanti ada bangunan bertingkat yang kebakaran, kita sudah proteksi dengan menggunakan alat ini," ujarnya.


Baca juga: Risma hubungi kepala damkar dunia sebelum beli unit tercanggih


Baca juga: 10 pasangan akan nikah di atas mobil damkar di Malioboro


Selain itu, kelebihan dari mobil ini daerah jangkauannya bisa menekuk, sehingga dapat memudahkan pemadaman di titik-titik kebakaran yang sulit dijangkau oleh mobil PMK lainnya.

Mobil ini juga dilengkapi dengan selubung luncur yang dapat memudahkan penyelamatan korban kebakaran. "Selubung luncur itu anti api dan kami punya 50 meter," ujarnya.

Dengan armada baru ini, ia optimistis kinerja pemadaman kebakaran di Surabaya akan semakin optimal, terutama apabila terjadi kebakaran di gedung-gedung bertingkat.

"Hingga saat ini, kami sudah memiliki 67 unit mobil pemadam kebakaran dari berbagai jenis. Ada lima UPTD dan 15 pos yang tersebar di beberapa titik di kota Surabaya, sehingga apabila ada kebakaran, semuanya dimaksimalkan sesuai kebutuhan," pungkasnya.

Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018