Jakarta (ANTARA News) - Bank Indonesia (BI) kembali menurunkan BI Rate sebesar 25 basis poin menjadi 8,25 persen karena bank sentral melihat perkembangan makro ekonomi yang semakin membaik. Gubernur BI Burhanuddin Abdullah mengumumkan penurunan itu seusai Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Kamis. "Keputusan ini diambil setelah melakukan evaluasi yang menyeluruh tentang perkembangan dan prospek perekonomian yang semakin baik," kata Burhanudin. Dia juga mengungkapkan penurunan BI rate ini juga karena prospek inflasi 2007 dan 2008 yang mengarah kepada pencapaian sasarannya, sebesar 6 persen plus minus 1 persen pada 2007 dan 5 persen plus minus 1 persen pada 2008. Pemantauan dan analis BI menunjukkan bahwa tekanan inflasi semakin rendah dalam beberapa periode terakhir. "Secara tahunan, inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) dan inflasi inti pada kuartal kedua 2007 tercatat masing-masing 5,77 persen dan 5,4 persen," ungkap Burhanudin. Rendahnya inflasi terutama didorong oleh deflasi kelompok "volatile food" di tengah kenaikan harga beberapa komoditas akibat peningkatan harga internasional. Inflasi inti masih berada dalam tren menurun, sejalan dengan tekanan faktor eksternal yang berkuarng, serta kondisi permintaan yang masih dapat dipenuhi oleh sisi penawaran. Namun, BI masih akan mencermati potensi risiko inflasi ke depan yang bersumber dari koreksi pasar keuangan, tambahnya. Burhanuddin juga berharap dengan penurunan suku bunga ini dapat membuka peluang bagi dunia usaha untuk dapat memperoleh pembiayaan yang murah.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2007