Jakarta (ANTARA News) - Kurs rupiah terhadap dolar AS di Pasar Spot Antar bank Jakarta, Kamis pagi bergerak naik hingga di posisi Rp9.000 per dolar AS, karena aksi beli pelaku terhadap rupiah. Nilai tukar rupiah menjadi Rp9.000/9.005 per dolar AS dibanding penutupan hari sebelumnya Rp9.007/9.051 atau menguat tujuh poin. Analis Valas PT Bank Saudara, Ruri Nova, mengatakan, Kamis, pelaku pasar membeli rupiah untuk mengantisipasi menjelang Bank Indonesia menurunkan suku bunga Acuan (BI Rate) pada bulan ini. BI diperkirakan akan menurunkan suku bunga acuan itu sebesar 25 basis poin menjadi 8,25 persen dari sebelumnya 8,50 persen, katanya. Posisi rupiah sebenarnya cukup stabil pada kisaran tersebut, namun apabila rupiah kembali menguat hingga di bawah level Rp9.000 per dolar AS, BI diperkirakan akan segera memasuki pasar. "Kami optimis BI akan menahan rupiah agar tidak berada dibawah level Rp9.000 per dolar AS, ucapnya. Menurut dia, aktivitas pasar kurang ramai, karena pelaku lokal cenderung pasif mereka menunggu keputusan mengenai suku bunga Jepang oleh bank sentral Jepang (Boj). Boj sebelumnya menyatakan akan menaikkan suku bunga untuk memicu penguatan yen, yang selama ini terpuruk, katanya. Yen terpuruk terhadap dolar AS, setelah BOj menunda keputusan untuk menaikkan suku bunga, sehingga para pelaku cenderung melepas mata uang asing itu. "Kami yakin Boj akan menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin menjadi 0,75 persen dari 0,50 persen," katanya. Dolar AS terhadap yen mencapai 122,65, terhadap euro menjadi 1,3616 dan euro terhadap yen jadi 167,05. Rupiah, menurut dia pada penutupan pasar nanti akan kembali menguat melihat dukungan pasar cukup kuat dengan membaiknya pasar saham regional yang didukung pasar Wall Street. Karena itu, rupiah kemungkinan akan bisa berada dibawah level Rp9.000 per dolar AS, apabila BI tidak melakukan intervensi menahan gejolak kenaikan rupiah, katanya.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2007