"Peningkatan pendapatan bersih ini disebabkan oleh kinerja yang lebih baik dari seluruh lini bisnis milik perseroan," kata President Director United Tractor Tbk, Gidion Hasan dalam keterangan resmi di Jakarta, Selasa.
Ia mengemukakan bahwa masing-masing unit usaha perseroan itu, yakni mesin konstruksi memberikan kontribusi terhadap total pendapatan bersih konsolidasi sebesar 38 persen, kontraktor penambangan sebesar 46 persen, pertambangan sebesar 11 persen, dan industri konstruksi 5 persen.
Sejalan dengan peningkatan kinerja operasional disertai dengan marjin pendapatan yang lebih baik, Gidion Hasan juga memaparkan, perseroan membukukan laba bersih sepanjang 2017 mencapai Rp7,4 triliun atau meningkat sebesar 48 persen jika dibandingkan dengan laba bersih pada tahun sebelumnya sebesar Rp5,0 triliun.
Ia menyampaikan, segmen usaha mesin konstruksi mencatat peningkatan penjualan alat berat Komatsu sebesar 74 persen menjadi 3.788 unit, dibandingkan dengan 2.181 unit pada tahun 2016. Peningkatan penjualan alat berat tersebut terutama didorong oleh peningkatan penjualan di sektor pertambangan dan perkebunan.
"Sejalan dengan peningkatan penjualan alat berat, penjualan suku cadang dan jasa pemeliharaan alat berat meningkat sebesar 22 persen menjadi Rp7,1 triliun. Secara total, pendapatan bersih dari segmen usaha Mesin Konstruksi mencatat peningkatan sebesar 69 persen menjadi Rp24,7 triliun," katanya.
Sementara segmen usaha kontraktor penambangan yang dioperasikan oleh PT Pamapersada Nusantara (PAMA), pada 2017 membukukan peningkatan pendapatan bersih sebesar 23 persen menjadi sebesar Rp29,6 triliun. PAMA mencatat peningkatan volume produksi batu bara dari 109,2 juta ton menjadi 112,6 juta ton, sementara itu volume pekerjaan pemindahan tanah (overburden removal) meningkat dari 701,5 juta bcm menjadi 800,8 juta bcm.
Kemudian segmen usaha pertambangan yang dijalankan oleh PT Tuah Turangga Agung membukukan penjualan batu bara pada tahun 2017 mencapai 6,3 juta ton atau turun sebesar 8 persen dari 6,9 juta ton pada tahun 2016. Namun, peningkatan rata-rata harga jual batu bara membuat pendapatan unit usaha pertambangan mencatat peningkatan pendapatan bersih sebesar 40 persen menjadi Rp7,2 triliun.
Sedangkan, segmen usaha Industri kontruksi yang dijalankan melalui PT Acset Indonusa Tbk (ACSET), pada 2017 membukukan pendapatan bersih sebesar Rp3,0 triliun dari sebelumnya sebesar Rp1,8 triliun pada tahun 2016. Sejalan dengan peningkatan pendapatan bersih, laba bersih ACSET mengalami peningkatan sebesar 126 persen menjadi Rp154 miliar.
Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018