Jakarta (ANTARA News) - Pabrik Bahan Baku Obat dan Produk Biologi PT Kalbio Global Medika senilai Rp500 miliar berteknologi robotik mulai beroperasi.
"Industri farmasi dan bahan farmasi merupakan salah satu sektor andalan yang diprioritaskan dalam pengembangannya, karena berperan besar sebagai penggerak utama perekonomian nasional di masa yang akan datang," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto melalui keterangannya diterima di Jakarta, Selasa.
Airlangga menyampaikan hal itu seusai Peresmian Pabrik Bahan Baku Obat dan Produk Biologi PT Kalbio Global Medika di Cikarang, Bekasi.
Menperin menjelaskan, pemerintah telah mencanangkan program percepatan pengembangan sektor strategis ini melalui penerbitan Paket Ekonomi Kebijakan XI yang dituangkan dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 6 Tahun 2016 tentang Percepatan Pengembangan Industri Farmasi dan Alat Kesehatan (Alkes) serta mewujudkan Program Nawacita pada Program Indonesia Sehat.
"Tujuan dari Inpres tersebut adalah menciptakan kemandirian industri farmasi dan alkes nasional, sehingga masyarakat memperoleh obat dengan mudah, terjangkau, dan berkesinambungan," lanjut Airlangga.
Oleh karena itu, Kementerian Perindustrian memberikan apresiasi kepada PT. Kalbio Global Medika (KGM), anak perusahaan PT. Kalbe Farma Tbk., terhadap kontribusinya membangun ketahanan kesehatan di Indonesia.
KGM mulai mengoperasikan fasilitas terbarunya yang akan memproduksi obat biologi (biosimilar dan biobetter), dengan total investasi pada tahap pertama sebesar Rp500 miliar di atas lahan seluas 11.000 meter persegi.
Selain itu, KGM siap menambah investasi di bidang penelitian dan pengembangan serta transfer teknologi yang mencapai Rp200 miliar melalui kerja sama dengan China dan Korea Selatan.
Pabrik ini akan memproduksi Erythropoietin (EPO) untuk pengobatan cuci darah dan kanker yang akan diekspor ke pasar ASEAN dan beberapa negara lainnya.
KGM juga memproduksi Granulocyte Colony Stimulating Factor (GCS) sebagai obat untuk meningkatkan produksi granulosit.
Selanjutnya, Efepoietin (Long Acting EPO), merupakan produk dengan molekul baru untuk menstimulasi pembentukan sel darah merah.
Produk lainnya yang akan dihasilkan KGM adalah insulin dan beberapa produk MAb (Monoklonal Antibodi) untuk pengobatan kanker.
Pabrik ini diresmikan langsung oleh Presiden Joko Widodo didampingi Menperin, Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek, Kepala BPOM Penny K. Lukito, dan Presiden Direktur PT Kalbe Farma Tbk. Vidjongtius.
"Pengembangan produk biologi di Indonesia,tentunya membutuhkan investasi yang tidak sedikit terutama pada bidang bioteknologi dan penggunaan standar internasional," ujar Airlangga.
Dalam upaya menarik investasi dan mendorong pengembangan inovasi bahan baku farmasi di Indonesia, Menperin menyatakan, pemerintah telah menyediakan beberapa insentif fiskal, salah
satunya fasilitas pengurangan pajak penghasilan badan (tax allowance).
"Dengan adanya fasilitas insentif fiskal ini, diharapkan semakin banyak industri farmasi di dalam negeri yang akan mengembangkan bahan baku farmasi sehingga dapat menurunkan ketergantungan impor
bahan baku," tegasnya.
Seiring langkah Kemenperin mengajak industri nasional agar memanfaatkan penggunaan teknologi terkini dalam menghadapi era Industry 4.0.
KGM sendiri dinilai sebagai industri farmasi pertama di Indonesia yang tergolong padat teknologi, dengan menerapkan teknologi robotik untuk mencegah kontaminasi, teknologi bioreaktor perfusi untuk meningkatkan produktivitas, dan teknologi isolator untuk menjamin sterilitas produk.
Menurut Vidjongtius, dalam mengoperasikan pabrik bahan baku obat dan produk biologi ini, pihaknya juga menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten di bidang bioteknologi dan rekayasa genetika.
Hal ini dibutuhkan untuk mengembangkan dan memproduksi produk biologi dengan bekerja sama dengan Indonesia International Institute for Life Science (I3L).
"Selain memiliki keunggulan dari fasilitas teknologi dengan quality system dan fasilitas berstandar internasional serta ramah lingkungan, Kalbe juga berkomitmen mengembangkan SDM Indonesia untuk menjadi lebih kompeten di bidang kesehatan," paparnya.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018