"Indonesia nilai tukarnya masih cukup kompetitif dan stabil," kata Sri Mulyani di Jakarta, Selasa.
Sri Mulyani menjelaskan nilai tukar rupiah telah memiliki daya tahan ketika The Fed (Bank Sentral AS) memutuskan untuk melakukan normalisasi kebijakan moneter pada 2017 dan 2018.
Untuk itu, Sri Mulyani mengharapkan kurs rupiah terhadap dolar AS terus fleksibel dan stabil untuk bisa menciptakan daya saing bagi sektor perdagangan yang telah membaik sepanjang 2017.
"Paling penting adalah menggambarkan rupiah cukup fleksibel tapi tetap stabil, yang bisa menciptakan kepastian terhadap dunia usaha, namun tidak menimbulkan daya kompetitif yang tererosi," ujarnya.
Melihat kondisi saat ini, ia memastikan pemerintah akan terus menjaga ekonomi dari dinamika global termasuk kebijakan moneter, fiskal maupun perdagangan AS, agar tidak terlalu memengaruhi pergerakan rupiah.
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo memproyeksikan gejolak rupiah terhadap dolar AS akan terus terjadi hingga The Fed mengumumkan kebijakan suku bunga acuan pada pertengahan Maret 2018.
Agus menambahkan volatilitas rupiah juga disebabkan perbaikan data ekonomi AS serta pelonggaran pajak yang memicu peningkatan kebutuhan pendanaan oleh pemerintah AS.
Pewarta: Satyagraha
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018