Kupang, NTT (ANTARA News) - Kepala Taman Nasional Komodo, Budi Kurniawan, mengatakan, kondisi cuaca kawasan wisata komodo di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur mulai berangsur normal setelah lebih dari dua bulan dilanda cuaca ekstrim.

"Seiring dengan berakhirnya musim angin barat, kondisi perairan di kawasan wisata komodo mulai berangsur normal dan saat ini sudah lebih bersahabat," kata Kurniawan, saat dihubungi dari Kupang, Selasa.

Dia menjelaskan, aktivitas kunjungan wisatawan ke sejumlah titik wisata yang sebelumnya tidak memungkinkan akibat cuaca buruk sudah kembali dimulai seperti di selatan Pulau Padar dan Gili Lawak.

Menurut dia, meskipun cuaca sudah berangsur membaik namun pengoperasian kapal-kapal wisata tergantung izin dari Kantor Syahbandar Otoritas Pelabuhan setempat.

Dia menjelaskan, cuaca ekstrim selama lebih dari dua bulan terkahir kawasan wisata yang terkenal memiliki satwa purba komodo (Varanus komodoensis) itu.

Kondisi itu membuat pihak otoritas membatasi area kunjungan dengan menyarankan wisatawan menuju Pulau Rinca yang merupakan titik tujuan yang lebih dekat dengan Labuan Bajo, ibu kota Kabupaten Manggarai Barat.

"Ini untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan wisatawan yang berwisata di kawasan komodo, karena beberapa titik destinasi lain tidak memungkinkan akibat angin kencang, gelombang tinggi, maupun hujan lebat disertai petir," katanya.

Menurut dia, kondisi cuaca ekstrim itu telah berdampak pada penurunan arus wisatawan pada awal 2018.

"Dalam kondisi normal rata-rata kunjungan wisatawan bisa mencapai 10.000 orang per bulan namun karena cuaca buruk bisa menurun hingga 6.0000-7.000 orang," katanya.

Namun, lanjutnya, kondisi cuaca mulai kembali normal seiring berakhirnya musim angin barat aktivitas kunjungan bertahap dimungkinkan untuk spot-spot dalam zona pemanfaatan kawasan.

"Cuaca masih berangsur normal, informasi dari para operator wisat selam pada Maret ini sudah mulai perisapan untuk beroperasi kembali," katanya.

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018