Jakarta (ANTARA News) - Menneg Pemuda dan Olahraga Adhyaksa Dault akan memanggil Ketua Umum (Ketum) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Hasanuddin Yusuf dan pengurus 42 Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) terkait aksi mosi tidak percaya 42 OKP itu terhadap Hasanuddin. "Minggu depan akan saya panggil karena saya akan keluar kota dulu," kata Adhyaksa di sela acara Wisuda Lembaga Pendidikan Tinggi Yayasan Akuntansi Indonesia, di Jakarta, Kamis. Adhyaksa mengatakan dirinya tidak ingin KNPI bubar dan terjadi krisis akibat kisruh yang antara lain dipicu karena Hasanuddin Yusuf diduga banyak melanggar AD/ART dan mendirikan Partai Pemuda Indonesia (PPI) tersebut. Ia mengatakan jika 42 OKP keluar maka akan membahayakan dan terjadi krisis di KNPI karena jumlah OKP di KNPI sekitar 60 OKP. "Jika krisis KNPI berkelanjutan maka akan membahayakan dinamika kepemudaan di daerah," kata doktor Program Studi Teknologi Kelautan dari IPB tersebut. Adhyaksa juga tidak ingin KNPI bubar dan terjadi krisis karena ia juga mantan Ketua Umum KNPI. Adhyaksa mengatakan, ia baru membaca kisruh di KNPI pada Kamis (5/7) pagi melalui surat kabar. "Ini masalah memang agak rumit karena belum pernah terjadi," katanya. Adhyaksa mengatakan, sebelumnya yang terjadi adalah ketua umum KNPI sudah berpartai atau aktif berpartai sebelum menduduki jabatan nomor satu di KNPI. "Seperti Idrus Marhan di Golkar, Hasanuddin di PDIP, Tjahjo Kumolo di Golkar. Kalau saya dulu belum berpartai," katanya. Namun, saat ini menjadi masalah karena Ketua Umum KNPI mendeklarasikan partai. "Belum pernah kejadian, jadi ketua umum (KNPI) lalu mendeklarasikan partai," katanya. Adhyaksa mengatakan, memang masalah tersebut tidak diatur dalam Anggaran Dasar (AD) KNPI. "Tapi saat deklarasi partai, 42 OKP melihat ini bias," katanya. Oleh karena itu, Adhyaksa akan memanggil 42 OKP tersebut dan Hasanuddin untuk mencari jalan keluarnya. Ia mengatakan, untuk menyelesaikan masalah tersebut harus ada komunikasi yang baik di antara kedua belah pihak. "Tidak perlu saling serang. Yang penting komunikasi," katanya. Selain itu, kata Adhyaksa, beberapa daerah juga menanyakan nama Partai Pemuda Indonesia. "Seolah-olah saya ada di belakang PPI. Padahal saya tidak tahu," kata kader Partai Keadilan Sejahtera tersebut. Adhyaksa juga mengatakan, ia tidak ingin melakukan intervensi terhadap KNPI dan berharap KNPI tetap independen. Sementara itu dalam sambutannya saat wisuda LPT YAI, Adhyaksa meminta generasi muda untuk mengambil estafet kepemimpinan bangsa. Ia juga meminta generasi muda untuk terus berkarya dan berperan lebih besar bagi bangsa. 42 OKP Diberitakan sebelumnya, sebanyak 42 OKP menyatakan mosi tidak percaya terhadap Ketua Umum KNPI Hasanuddin Yusuf karena banyak banyak melanggar AD/ART dan tidak melaksanakan sejumlah keputusan hasil rapat kerja nasional. Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Pemuda Islam, Hamka Hendra Noer mengatakan bentuk pelanggaran yang dilakukan Hasanudin di antaranya, sampai 18 bulan masa jabatannya belum pernah mengelar rapat Majelis Pemuda Indonesia. Kesalahan lain, Hasanudin tidak menjalankan hasil rapat kerja nasional KNPI yakni diperlukannya melakukan perombakan bagi pengurus KNPI yang rangkap jabatan dan dalam kepengurusan tidak boleh melebihi usia maksimal 40 tahun. "Ia tak melakukan hasil rapat dan aturan AD/ART itu. Malah, Hasanuddin sendiri merangkap sebagai Ketua Partai Pemuda Indonesia yang dideklarasikan pada 27 Mei 2007 lalu," tegasnya. Hal sama disampaikan Ketua Umum Gema Kosgoro, Dadung Heri Setyo yang mengungkapkan bahwa sebelumnya, tidak pernah kejadian Ketua Umum KNPI merangkap sebagai Ketua Umum Parpol, kecuali sebatas sebagai aktivis. "Dalam AD/ART pun, disebutkan bahwa KNPI adalah organisasi terbuka dan independen," katanya. Dari 42 OKP yang menyatakan mosi tak percaya tersebut, di antaranya Keluarga Besar Muhammadiyah (IRM, IMM, Pemuda Muhammadiyah, dan Nasiatul Aisyiyah), Keluarga Besar NU (IPPNU, IPNU, PMII, Fatayat NU, dan Gerakan Pemuda Anshor), Gerakan Pemuda Islam, Gema Kosgoro, Angkatan Muda Ka`bah, Mahasiswa Pancasila, Pelajar Islam Indonesia, Barisan Muda PAN, Kader Muda Demokrat, dan Generasi Muda Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawirawan ABRI Indonesia.(*)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007