Kampanye yang dilakukan di sepanjang area Car Free Day (CFD) Bogor pada Minggu (25/2) itu diikuti lebih dari 40 peserta termasuk beberapa relawan dan disupervisi dua organisasi non-nirlaba yaitu Borneo Orang Utan Survival Foundation (BOSF) dan Transformasi Hijau (Trashi).
"Meski Car Free Day bertujuan baik untuk mengurangi penggunaan kendaraan bermotor, kami justru melihat permasalahan lain yaitu banyaknya sampah yang dihasilkan dari kegiatan ini, terutama sampah plastik," ujar Presiden SHARP Greenerator, Prima Yulina dalam keterangan tertulisnya, Selasa.
Dalam kegiatan yang sekaligus memperingati Hari Peduli Sampah Nasional itu, ikon orangutan turut serta mendampingi anggota dan relawan ke jalan. Hadirnya ikon orangutan ini untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya menjaga keanekaragaman hayati terutama untuk satwa yang nyaris punah seperti orangutan.
Selain itu, setiap anggota juga turut membagikan botol minum isi ulang dan tas kain sebagai hadiah untuk memberikan kesadaran bagi masyarakat untuk mengganti botol minuman plastik maupun kantong plastik dengan bahan-bahan yang lebih ramah lingkungan.
“Setiap anggota juga sekaligus melakukan pendekatan dan mengajak pelan-pelan masyarakat Bogor yang saat ini membawa hasil belanja dalam kantong plastik agar segera memindahkannya dengan tas kain yang sudah kami siapkan,” kata Prima.
Pengelolaan sampah masih menjadi salah satu masalah yang sulit dihindari bagi masyarakat Kota Bogor. Selain jumlahnya yang melimpah yaitu sekitar 600 ton sampah per hari, kebanyakan sampah yang dihasilkan merupakan sampah plastik yang memiliki kecenderungan untuk terurai lebih lama dari 500 hingga 1.000 tahun lamanya.
Kota Bogor sebagai daerah hulu patut mendapat perhatian lebih dalam penanggulangan sampah agar tidak berdampak buruk bagi daerah hilir di sekitarnya.
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018