Yogyakarta (ANTARA News) - Pemerintah terus berupaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat untuk mencapai target meningkatnya usia harapan hidup rakyat Indonesia dari 66,2 menjadi 67,9 tahun, kata Menteri Kesehatan Siti Fadilah Supari. "Langkah yang akan terus dilakukan antara lain meningkatkan akses masyarakat pada pelayanan kesehatan," kata Menkes dalam sambutan tertulis yang dibacakan Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes, I Nyoman Kandun pada pembukaan Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Syaraf Indonesia (Perdossi) di Yogyakarta, Kamis. Dikatakannya, upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat tersebut akan dilakukan dengan mengimplementasikan sejumlah kebijakan pembangunan di bidang kesehatan, antara lain peningkatan jumlah jaringan dan kualitas fasilitas kesehatan terutama puskesmas. Peningkatan kualitas tenaga medis melalui pengembangan pengetahuan dan pendidikan, perluasan jaringan kesehatan untuk penduduk miskin melalui program suransi kesehatan, sosialisasi kesehatan lingkungan dana pola hidup sehat, pemberian pendidikan kesehatan masyarakat sejak usia dini serta pemetaan kualitas dan kuantitas fasilitas kesehatan di seluruh Indonesia. Menurut Menkes, penyakit tidak menular juga menjadi perhatian dalam pembangunan kesehatan, dengan melakukan pemetaan penyakit tidak menular serta menekan faktor risiko atau penyebab seperti populasi. Misalnya penyakit stroke, kata menteri, berdasarkan penelitian epidemiologi dan survei di beberapa negara menunjukkan bahwa insiden stroke berada pada kisaran 59-449 per 100.000 penduduk. "Di Amerika Serikat tercatat 700.000 penderita stroke, 500 orang di antaranya merupakan penderita stroke baru dan 300 orang mengalami serangan kedua. Sedangkan di Thailand menunjukkan angka 460 per 100.000 penduduk," katanya. Menkes tidak menyebut jumlah penderita stroke di Indonesia, namun dia mengingatkan dengan jumlah penduduk lebih dari 200 juta jiwa, penyakit stroke perlu mendapat penanganan serius karena merupakan penyebab kematian tertinggi setelah jantung dan kanker. Kongres Nasional Perdossi tersebut diikuti sekitar 800 peserta, antara lain dokter spesialis syaraf, dokter umum dan perawat. Kongres yang menampilkan pembicara dari dalam dan luar negeri ini akan berlangsung hingga 7 Juli.(*)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2007