Islamabad (ANTARA News) - Pelajar garis keras Pakistan yang berlindung di sebuah mesjid terkepung Rabu malam sepakat menyerahkan diri secara total, setelah pemimpin mereka ditangkap selama upaya untuk meloloskan diri, kata beberapa pejabat. "Saya dapat mengkonfirmasi para pelajar yang berada di masjid telah mengirim pesan bahwa mereka sepakat untuk menyerahkan diri," kata Tariq Aziz, Menteri Negara Urusan Penerangan, kepada media berita Geo. Para pelajar tersebut sepakat hanya menyerahkan diri sepenuhnya setelah kepala administratur Lal Masjid (Masjid Merah Maulana Abdul Aziz ditangkap sewaktu ia berusaha meloloskan diri sebelumnya. Maulana ditemukan dengan mengenakan "burqa" untuk menyamar sebagai seorang perempuan untuk berusaha meninggalkan daerah itu bersama ratusan perempuan yang menyerahkan diri. Istri tokoh agama tersebut juga ditangkap. "Karena kecurigaan ketika kami memeriksa seorang yang memakai burqa, ternyata dia adalah Maulana dan bukan perempuan," kata Inspektur Jenderal Polisi Islamabad, Chaudhry Iftikhar, seperti dikutip DPA. Belakangan Wakil Maulana, Abdul Rashid, menghubungi pemerintah untuk menyatakan ia dan pengikutnya juga siap meletakkan senjata. Sebelumnya, sebanyak 2.000 laki-laki dan perempuan telah menyerahkan diri kepada pemerintah sebagai tanggapan atas tawaran amnesti pemerintah, sehari setelah 24 orang, termasuk dua prajurit, tewas dan lebih dari 200 orang lagi cedera dalam baku-tembak antara pasukan keamanan dan pelajar di tempat ibadah itu. "Kami tak mengingini pertumpahan darah, tapi ingin menyelesaikan masalah ini tanpa kehilangan banyak nyawa," kata Aziz. Kebanyakan pelajar pria dipindahkan ke penjara dan hanya akan dibebaskan setelah proses hukum lebih lanjut. "Mereka yang terlibat dalam aksi kejahatan akan ditangani sesuai hukum," kata jurubicara Kementerian Dalam Negeri javid Cheema kepada wartawan. Ditambahkannya, beberapa kasus pembunuhan dan terorisme terdaftar terhadap Aziz. Ratusan prajurit militer dan paramiliter tetap siaga Rabu untuk menyerbu tempat ibadah tersebut. Daerah sekitarnya ditutup dan semua jalan menuju ke Islamabad juga tetap ditutup. Bentrokan Selasa terjadi ketika pelajar dengan membawa tongkat menangkap empat personil polisi dari satu tempat pemeriksaan dan merampas senapan mereka serta satu unit radio. Personil keamanan menutup semua jalan di sekitar tempat ibadah tersebut dan mengambil posisi di atap rumah di bangunan di sekitarnya sementara pelajar bersenjata berlindung di bangunan mirip "bunker" (tempat perlindungan bawah tanah) yang terbuat dari karung pasir. Di tengah baku-tembak, beberapa pelajar bertopeng mengamuk ke arah posisi pasukan paramiliter, dan mendudukinya serta membakar dua di antaranya, sehingga personil paramiliter mundur. Pasar dan jalan di sekitar tempat ibadah itu berubah jadi ajang baku-tembak Selasa, ketika ratusan warga setempat bergabung dengan para pelajar dalam pembangkangan mereka dan melemparkan batu ke bangunan tempat pasukan keamanan mengambil posisi. Selama bentrokan, beberapa tokoh agama menggunakan pengeras suara untuk mendesak pelajar agar mempertahankan tempat ibadah tersebut dan bersiap melancarkan serangan bunuh diri. Pelajar Lal Masjid telah dituduh menculik beberapa perempuan berkebangsaan China bulan lalu dari satu panti pijak karena mereka menuduh perempuan itu terlibat kegiatan perdagangan seks. Para pelajar tersebut juga mengeluarkan peringatan kepada pemilik toko audio dan video agar berhenti menjual barang-baran yang tak Islami dan telah memerintahkan perempuan agar tak mengemudikan mobil. (*)

Pewarta:
Copyright © ANTARA 2007