Bantul (ANTARA News) - Kerajinan kipas bambu yang ditekuni sebagian besar warga di Desa Wisata Jipangan, Desa Bangunjiwo, Kasihan, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta selain menembus pasar sejumlah daerah di Indonesia juga mancanegara.
"Selain pasar domestik, produk kipas bambu Jipangan ini juga telah menembus pasar mancanegara seperti Eropa, Belanda, dan Australia," kata pelopor kerajinan kipas bambu Dusun Jipangan Alif Hadi Prayitno di Sleman, Senin.
Dia mengatakan kerajinan bambu dengan balutan berbagai corak dan motif kain perca yang diwariskan secara turun temuran oleh pendahulu mereka sejak puluhan tahun itu selama ini mampu mengangkat perekonomian warga setempat.
"Dalam satu bulan omzet penjualan dari produksi kerajinan kipas bambu kerajinan ini bisa mencapai puluhan juta rupiah. Kerajinan kipas bambu saat ini menjadi andalan sebagai besar warga untuk mendukung perekonomian keluarga," katanya.
Awalnya dirinya hanya mengajak beberapa tetangga untuk membuat kipas bambu itu. Namun, sekarang hampir sebagian besar warga, terutama ibu-ibu rumah tangga, menekuni pekerjaan sebagai perajin kipas bambu itu.
"Para ibu-ibu ini berbagi tugas dalam produksi kipas bambu, mulai dari yang memilah bahan kain perca batik, kemudian yang bertugas merangkainya serta yang bertugas menghiasnya. Dalam satu bulan rata-rata mampu memproduksi 1.000 buah kipas bambu," katanya.
Alif mengatakan prospek kerajinan kipas bambu sampai sekarang makin bagus, apalagi sekarang ini orang punya hajat tidak lepas dari suvenir.
"Sebagian besar suvenir kipas bambu dalam hajatan merupakan produksi dari Jipangan ini," katanya.
Ia mengatakan sejak pertama kali dikenalkan pada 1987, jumlah perajin kipas bambu di Dusun Jipangan terus bertambah. Saat ini sedikitnya 30 perajin yang mampu menyerap lebih dari 250 tenaga kerja setiap pemilik usaha kerajinan itu.
"Kapasitas produksi total rata-rata mencapai 30.000 buah kipas bambu yang siap dipasarkan setiap bulannya, dengan harga mulai dari Rp1.000 hingga Rp50.000 tergantung ukuran kipas. Kerajinan kipas bambu ini terbukti mampu mengangkat perekonomian warga," katanya.
Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018