"Ada banyak upaya yang kini dilakukan oleh berbagai pihak untuk mengeruhkan suasana dalam upaya memecah belah kesatuan dan persatuan bangsa ini," ujar Dandim saat menjadi pembicara dalam acara Pertemuan BEM Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) se-Jawa Timur di Pamekasan, Minggu.
Salah satunya, menurut dia, dengan mengadu domba antargolongan, serta menghembuskan isu SARA (suku, agama, ras dan antargolongan).
Mahasiswa sebagai penerus generasi bangsa, harus mampu mencermati kondisi itu, dan terus melakukan upaya untuk mempertahankan keutuhan bangsa dalam bingkai NKRI.
Nuryanto menjelaskan salah satu upaya yang sangat nampak dalam upaya memecah-belah keutuhan bangsa Indonesia adalah dengan maraknya ujaran kebencian yang disebarkan melalui jejaring sosial seperti facebook dan twitter serta sejenisnya.
"Kalau kita terpancing dengan isu-isu yang tidak bertanggung jawab yang berpotensi mengeruhkan suasana seperti itu, jelas keutuhan bangsa kita bisa terancam," katanya menjelaskan.
Selain itu, ancaman lain yang juga sangat serius dan bisa merusak masa depan generasi muda bangsa di masa-masa yang akan datang, menurutnya, adalah penyalahgunaan narkoba.
Ia mengatakan peredaran narkoba kini bukan hanya di perkotaan saja, akan tetapi juga mulai meluas ke pedesaan, bahkan lingkungan pondok pesantren juga tidak luput dari peredaran narkoba.
"Narkoba sudah ada di sekitar kita dan sudah tidak ada tempat yang luput dari peredaran barang yang berpotensi merusak moral generasi muda bangsa ini," katanya menambahkan.
Mahasiswa sebagai generasi penerus masa depan bangsa, menurut dia, harus terus meningkatkan kepekaan sosialnya, dan menjadi pejuang dalam upaya membrantas hal-hal yang bisa mengancam keutuhan bangsa.
Pewarta: Abd Aziz
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018