Washington (ANTARA News) - Militer Amerika Serikat (AS) memperingatkan Turki terhadap ketidakstabilan Irak utara yang bisa mendatangkan ancaman serangan lintas perbatasan oleh pemberontak Kurdi. Pasukan angkatan bersenjata AS mempunyai "hubungan yang besar dengan militer Turki," kata Brigjen Perry Wiggins, Wakil Direktur Operasi Staf Gabungan Departemen Pertahanan AS (Pentagon). Tetapi, dia secara berhati-hati mengingatkan: "Sebagaimana menteri pertahanan (Robert Gates) telah mengatakan, suatu kekacauan kian meningkat di Irak utara, yang tak bisa diatasi pada saat ini." Menteri Luar Negeri Turki, Abdullah Gul, Jum`at mengatakan, negaranya telah menyusun rencana-rencana untuk mengatasi serbuan dari Irak utara, untuk menghalau pemberontak dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang sedang memberontak di sana. Gul memperingatkan, bahwa Turki akan mengaktifkan rencana-rencananya itu jika penguasa Irak atau AS gagal mengatasi PKK, yang tercatat sebagai organisasi teror baik oleh Ankara maupun Washington. "Sayangnya, tingkat kerjasama dengan AS ternyata di bawah perkirakaan kami," katanya dalam pidato yang dimuat oleh harian Radikal. Panglima militer Yasar Buyukanit sejak lama menyerukan untuk memerangi pemberontak PKK yang berpangkalan di Irak utara yang dikendalikan suku Kurdi. Di mana, menurut Turki, PKK menikmati gerakan bebas dan kepemilikan senjata-senjata serta bahan peledak untuk menyerang wilayah mereka. Namun, menurut para pejabat AS, ketakutan terjadinya kekacauan itu hanya terdapat di wilayah Irak, yang kini telah relatif tenang, kehawatiran hanya mencegah campurtangan Turki. "Kami berharap tidak ada aksi militer sepihak dilakukan oleh pihak lain di perbatasan Irak," kata Gates, 3 Juni lalu. Pada 18 Juni, Menteri Luar Negeri Condolezza Rice meyakinkan kepada Ankara, bahwa AS dan Irak menghadapi aksi-aksi teroris yang dilakukan dari wilayah Irak terhadap Turki, demikian laporan AFP. (*)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007