"Jangan lagi kita mencemooh di antara kita sebagai bangsa, jangan lagi kita berprasangka buruk, suuzon, satu sama lain. Jangan lagi kita saling mencela dan memfitnah di antara kita," kata Presiden saat memberikan sambutan meresmikan pembukaan acara FSN di Gedung Sentul International Convention Center (SICC), Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu malam.
Ia menyampaikan ada sebanyak 714 suku di Indonesia yang perlu dijaga persatuannya untuk memperkuat bangsa dan ada 171 kota dan kanupaten yang mengikuti pemilihan kepala daerah tahun ini sehingga perlu persaudaraan antar umat dan masyarakat.
"Jangan sampai karena pemilihan gubernur bupati, walikota, kerukunan masyarakat menjadi retak dan melupakan persaudaraan sebangsa dan setanah air," katanya.
Perbedaan pilihan antar tetangga, keluarga, antar kampung merupakan hal yang biasa asalkan setelah pemilihan kembali bersatu.
Baca juga: Presiden disambut riuh peserta Festival Sholawat Nusantara
Baca juga: Presiden buka Festival Sholawat Nusantara
Joko Widodo juga mencontohkan hasil kunjungannya ke negara Pakistan, Srilangka, Bangladesh dan Afganistan sebagai negara berpenduduk umat muslim terbesar di dunia yang tidak aman karena konflik yang dimulai dari kelompok kecil masyarakat hingga menjadi besar.
Seperti negara Afganistan yang hanya mempunyai tujuh suku namun negaranya kini tidak aman karena perang kelompok masyarakat.
Karena itu, menurutnya umaro (pemerintah) juga sangat memerlukan silaturahmi bersama ulama, karena tokoh agama merupakan penyalur suara masyarakat dan suara umat dalam menyampaikan pesan kedamaian agar Indonesia tidak seperti negara tersebut.
"Sebagai umaro saya juga berkepentingan untuk memperoleh saran, wejangan, tausiyah, dan doa ulama yang hadir pada acara hari ini," ujarnya.
Joko Widodo juga mencontohkan hasil kunjungannya ke negara Pakistan, Srilangka, Bangladesh dan Afganistan sebagai negara berpenduduk umat muslim terbesar di dunia yang tidak aman karena konflik yang dimulai dari kelompok kecil masyarakat hingga menjadi besar.
Seperti negara Afganistan yang hanya mempunyai tujuh suku namun negaranya kini tidak aman karena perang kelompok masyarakat.
Karena itu, menurutnya umaro (pemerintah) juga sangat memerlukan silaturahmi bersama ulama, karena tokoh agama merupakan penyalur suara masyarakat dan suara umat dalam menyampaikan pesan kedamaian agar Indonesia tidak seperti negara tersebut.
"Sebagai umaro saya juga berkepentingan untuk memperoleh saran, wejangan, tausiyah, dan doa ulama yang hadir pada acara hari ini," ujarnya.
Pewarta: Mayolus Fajar Dwiyanto & Linna Susanti
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018