... kapasitas kita seperti motor tadi, jalan keluarnya kita akali itu khan, korek-korek mesin, berharap bisa menyalip di tikungan dan tinggal cari joki yang bagus...

Jakarta (ANTARA News) - Kepala pelatih ganda putri pemusatan latihan PB PBSI, Eng Hian, menyebut bibit potensial di nomor ganda putri tidak sebanyak sektor putra, sehingga terkesan minim prestasi.

"Ganda putri Indonesia bukan tidak memiliki peluang berprestasi, namun memang tidak sebanyak ganda putra, karena potensinya juga minim, kita punya satu saja yang kuat, itu luar biasa," kata Eng, saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu.

Dia ingin lebih banyak lagi memiliki pasangan-pasangan ganda putri berkualitas, namun dia menyebut hal tersebut bukanlah pekerjaan mudah di tengah terbatasnya potensi yang ada.

"Itulah kendalanya mengapa belum bisa mencetak lagi pasangan yang kuat, bukannya tidak mau, tapi memang kapasitasnya seperti ini," ujar Eng.

Dia mengibaratkan seperti motor kelas 125 cc yang harus berlomba di kelas 250 cc, untuk bisa bersaing dipastikan harus membongkar mesin, namun kedalanya suku cadang tidak tersedia.

"Nach, kapasitas kita seperti motor tadi, jalan keluarnya kita akali itu khan, korek-korek mesin, berharap bisa menyalip di tikungan dan tinggal cari joki yang bagus," ucapnya.

Hal ini, menurut dia, tak lepas dari pembinaan di level klub yang dinilainya harus lebih diperhatikan dan diberi parameter untuk menciptakan pemain level dunia sejak dini.

Karena, lanjut dia, waktu satu pemain lebih banyak dihabiskan di klub, sehingga pembinaan harus difokuskan di sana.

"Jadi bukan pelatnas yang jadi pabriknya, karena misalnya masuk pelatnas umur 19 atau 20 tahun, dalam perjalanannya tak mungkin atlet dinaikan lagi, apalagi di atas 30 tahun. Di pelatnas waktunya satu pemain mencari puncak penampilan, dan gaya bermainnya seperti apa, bukan menjadi pembinaan utama lagi," tutur dia.

Dewasa ini, di nomor ganda putri, baru pasangan senior dan junior Greysia Polii/Apriyani Rahayu yang sepertinya mampu menjawab pertanyaan prestasi nomor ini dari publik bulutangkis dengan berhasil meraih satu gelar level Grand Prix Gold (2017), satu gelar Super Series (2017), satu gelar BWF World Tour Super 500 (2018) dan runner-up BWF World Tour Super 500 (2018).

Bahkan dari catatan pertandingannya, pasangan ini sudah memberikan kekalahan bagi sebagian besar pasangan-pasangan lainnya di urutan 10 besar dunia, terkecuali pasangan Jepang Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi.

"Keduanya memang menjadi pilar saat ini, karena mereka memilikikomitmen dan tujuan yang sama, yaitu menjadi yang terbaik, ini yang jadi modal utama mereka sekaligus sulit untuk diciptakan pelatih seperti saya," kata Eng Hian.

"Melihat capaian pasangan yang baru disandingkan sejak 2017 lalu, saya mengharapkan hal ini seharusnya jadi momentum baik untuk memotivasi ganda putri bisa berprestasi lebih lagi. Harus cemburu, tapi positif, jika cemburunya negatif, itu artinya sudah tidak memiliki mental juara," ucapnya menambahkan.

Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018