Padang (ANTARA News) - Pertumbuhan kredit perbankan hingga Januari 2018 baru di kisaran tujuh persen (tahun ke tahun/yoy), kata Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng, Sabtu.
Pertumbuhan kredit itu menurun dibanding Desember 2017 yang sebesar 8,2 persen (yoy).
"Januari baru sekitar tujuh persen. Kami terus berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), agar bank lebih efisien dan dapat meningkatkan kredit sesuai target," kata Sugeng dalam paparan Kondisi Perekonomian Terkini di Padang, Sabtu.
Sugeng menjelaskan BI dan OJK ingin mendorong penurunan beban operasional perbankan. Hal itu dilakukan agar perbankan lebih efisien, sehingga memiliki ruang untuk menurunkan bunga kredit yang dapat memacu permintaan kredit oleh masyarakat.
Hal itu, kata Sugeng, sudah dilakukan sejak beberapa waktu lalu. Salah satu segmen kredit, adalah sektor korporasi, yang kata Sugeng, sudah menunjukkan perbaikan.
"Kami masih yakin pertumbuhan kredit 2018 itu di atas 10 persen," ujar Sugeng merujuk sasaran pertumbuhan kredit BI yang sebesar 10-12 persen (yoy) tahun ini.
Deputi Gubernur BI lainnya Erwin Rijanto, di kesempatan sebelumnya, mengatakan pada Januari 2018, pertumbuhan kredit memang masih lesu. Hal itu karena sudah menjadi tren tahunan industri di Januari, karena permintaan belum menggeliat setelah puncak konsumsi tinggi pada Desember. Menurut Erwin, dalam jangka waktu satu hingga dua bulan ke depan diperkirakan kredit sudah kembali ke level normal.
Bank Sentral menjangkar pertumbuhan kredit tahun ini di 10-12 persen, dengan berbagai relaksasi terhadap perbankan seperti penerapan Rasio Intermediasi Makroprudensial yang membuat pembelian obligasi korporasi oleh bank dapat dihitung sebagai kredit.
Sementara, Rencana Bisnis Bank Industri Perbankan pada 2018 menargetkan pertumbuhan kredit perbankan sebesar 12,2 persen (yoy).
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018