Wamena (ANTARA News) - Konflik antarwarga dua kampung di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua yang terjadi pada Senin (19/2), sampai sekarang masih terlangsung dan diwarnai aksi memblokade jalan.
Kapolres Jayawijaya AKBP Yan Pieter Reba di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Jumat, mengatakan konflik antarwarga itu bermula ketika beberapa pria dari salah satu kampung mendatangi pangkalan ojek di Dusun Megapura, Distrik Assolokobal serta merusak dan merampas sejumlah motor.
"Tanggal 19 Februari itu ada tiga hingga lima warga dari Kurima, datang dalam keadaan mabuk ke pangkalan ojek di Megapura. Kemudian mengejar tukang ojek di sana. Mereka juga merampas motor-motor, sehingga terjadi pertikaian di situ," katanya.
Akibat perampasan itu, tiga kendaraan roda dua masih hilang dan tiga mobil yang saat itu melintas langsung menjadi sasaran amukan warga sehingga rusak, sementara korban jiwa tidak ada.
Pada Selasa, (20/2) warga Dusun Megapura mendatangi dewan adat untuk menyampaikan persoalan tersebut, dengan harapan dewan adat memanggil pelaku untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya.
"Saya tidak tahu kenapa mereka tidak datang ke polisi untuk melapor. Ini persoalan. Mereka ke dewan adat karena mereka mau urus antara orang (suku) Yali dengan orang di Baliem sini," katanya.
Saat mendatangi dewan adat, warga Megapura mengharapkan dalam jangka waktu tiga hari pihak adat sudah memanggil tersangka perampasan namun karena belum ada tindak lanjut sehingga mereka memblokade jalan.
"Hari ini, 23 Februari rencana penyelesaiannya, tetapi karena dewan adat tidak bisa memanggil masyarakat Kurima yang diduga melakukan perampokan, perampasan sepeda motor, maka masyarakat kembali melakukan pemalangan," katanya.
Yan Pieter memastikan telah mengirim beberapa orang kepolisian untuk melakukan pendekatan dengan warga agar tidak melanjutkan aski pemalangan yang dilakukan.
"Saya akan lakukan pendekatan persuasif, saya tidak membuka secara paksa jalur Kurima-Megapura karena nanti menimbulkan dampak yang lebih besar lagi, sehingga saya secara persuasif meminta untuk mereka buka sendiri," katanya.
Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018